Hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang penolakan pasukan Israel untuk bernegosiasi untuk pembebasan tawanan, sehingga menambah kompleksitas pihak mana yang bertanggung jawab atas kematian pada tanggal 7 Oktober.
Awalnya, Israel mengeklaim 1.400 warga Israel tewas selama serangan 7 Oktober, kemudian merevisi jumlahnya menjadi 1.200 pada 10 November lalu.
Juru bicara Israel Mark Regev mengakui kesalahannya dengan menyatakan bahwa 200 orang yang diduga warga Israel rupanya pejuang Hamas atau warga Palestina.
200 korban itu awalnya disangka orang Israel karena luka bakar mereka yang parah.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan MSNBC, Regev berkata:
“Kami melakukan kesalahan. Sebenarnya ada mayat-mayat yang terbakar parah, kami pikir itu milik kami, pada akhirnya ternyata mereka adalah Hamas."
Rezim Israel menggunakan serangan Hamas 7 Oktober sebagai pembenaran untuk melanjutkan pemboman tanpa henti terhadap Jalur Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 12.000 warga Palestina, termasuk 4.710 anak-anak.
Sebanyak 26 dari 35 rumah sakit di Gaza tidak lagi beroperasi akibat rusak akibat serangan udara Israel atau kekurangan bahan bakar.
Rumah sakit yang tersisa, beroperasi pada kapasitas maksimum, lapor media Palestina, WAFA.
Menteri Kesehatan Palestina, Mai Alkaila, mengatakan bahwa Israel melakukan genosida terhadap seluruh sistem layanan kesehatan di Jalur Gaza, termasuk rumah sakit, dokter, dan pasien.
“Di manakah sikap para dokter dan profesional kesehatan di seluruh dunia mengenai kekejaman yang dilakukan terhadap rekan-rekan mereka di sektor kesehatan Palestina di Gaza dan Tepi Barat?"
"Mereka pernah menjadi rekan mahasiswa Anda di Amerika Serikat, Eropa, Rusia, dan negara-negara Arab,” kata Alkaila pada konferensi pers di Ramallah.
Pada hari Sabtu, IOF memberi pemberitahuan satu jam kepada ratusan orang di dalam rumah sakit Al-Shifa untuk mengungsi.
Sumber medis mengatakan kepada WAFA bahwa 150 pasien yang sakit kritis, lebih dari 30 bayi prematur, dan lima dokter masih dirawat di rumah sakit karena ketidakmampuan mereka untuk bergerak.
Empat dari 39 bayi di inkubator meninggal pekan lalu setelah rumah sakit kehabisan oksigen dan listrik akibat pengepungan Israel di Gaza.
Sumber: tribunnews
Artikel Terkait
Jimmy Kimmel Sindir Prabowo: Pertama Kalinya Ada yang Mau Ketemu Eric Trump!
6 Kekuatan Turki yang Bikin Tokoh Israel Ketakutan, Lebih Menyeramkan dari Iran!
Amerika Kerahkan 10.000 Pasukan di Karibia, Siap Serang Venezuela? Ini Faktanya
Amerika Siagakan 10.000 Pasukan di Karibia, Sinyal Perang dengan Venezuela Makin Nyata?