Menyoal Invasi Gaza dan Perebutan Hegemoni Politik Negara Adidaya Amerika Serikat, Rusia dan China di Timur Tengah

- Minggu, 24 Desember 2023 | 00:00 WIB
Menyoal Invasi Gaza dan Perebutan Hegemoni Politik Negara Adidaya Amerika Serikat, Rusia dan China di Timur Tengah

DISTRIK NEWS - Invasi gaza oleh Israel sudah menyita perhatian masyarakat global, dan tidak sedikit negara-negara di dunia mengecam dan mengutuk keras atas agresi Israel di jalur Gaza sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan global. Dilansir dari Kementerian Kesehatan Gaza, pada Kamis (21/12/2023), yang dimuat dalam kompas.id dikabarkan jumlah korban di jalur gaza sudah mencapai 20.000 jiwa dalam 10 pekan invasi. 

Jumlah korban yang begitu fantastis dari warga Gaza tersebut, namun pembicaraan gencatan senjata dari kedua belah pihak belum menemukan titik terang. 

Usaha Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk melakukan voting gencatan senjata pun terus tertunda yang ketiga kalinya hanya karena keberatan Amerika Serikat

Hal serupa dilakukan negara-negara Arab seperti Mesir, Qatar dll, telah berupaya bernegosiasi dari kedua belah pihak namun tetap saja tidak berhasil. 

Baca Juga: Bantuan Kemanusiaan Sulit Didapatkan, 1,5 Juta Penduduk Palestina Tinggalkan Gaza

Lepas dari pembicaraan gencatan senjata diatas, tulisan ini mencoba mengamati konflik kepentingan (conflict of interest) negara adidaya dunia dibalik invasi Gaza, oleh Israel, tulisan ini bersifat menyoal sebagai opini pribadi dalam menilai dukungan Amerika Serikat, Rusia dan China kepada kedua negara yakni Palestina dan Israel. 

Beberapa pekan yang lalu kita menyaksikan sikap Rusia dan China dalam menyampaikan dukungannya terhadap kemerdekaan bangsa Palestina sekaligus menyerukan gencatan senjata, disamping itu Rusia dan China kompak melontarkan kritikan keras terahadap Amerika Serikat yang menyuplai persenjatan militer Israel untuk memberantas Hamas di Gaza, yang dinilai tidak bermoral. 

Menyikapi, sikap keberpihkan kedua negara adidaya tersebut, penulis merasa tertarik untuk membedah terkait motif dari dukungan kedua negara tersebut, apakah murni panggilan nurani kemanusiaan atau ada motif kepentingan politik. Mari kita simak. 

Halaman:

Komentar

Terpopuler