polhukam.id: Militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris membom lebih dari mengulangi situs yang digunakan oleh Houthi yang didukung Iran di Yaman, Kamis (11/1/2024). Serangan udara itu menyasar posisi yang dikuasai pemberontak di beberapa kapal kota di Yaman, menggunakan pesawat, perang, dan kapal selam.
Dilaporkan AP dari Dubai, Uni Emirat Arab di laman resminya, apnews.com, Jumat (12/1)2024), Presiden AS Joe Biden mengatakan tindakan militer itu sebagai tanggapan atas “serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya” terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan bahwa serangan itu dilakukan untuk membela diri.
Komando Pusat Departemen Pertahanan AS (CENTCOM) mengatakan sejauh ini telah menyerang lebih dari 60 sasaran di 16 fasilitas Houthi.
Serangan udara tersebut menghasilkan Sedikitnya lima orang tewas dan enam lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Kamis dini hari tersebut, kata kelompok Houthi, tanpa menjelaskan lebih lanjut apa yang menjadi sasaran serangan tersebut.
Serangan tersebut menarik kembali fokus dunia pada perang bertahun-tahun yang berkecamuk di Yaman, bahkan ketika ketegangan meningkat di Timur Tengah yang sudah terkoyak konflik perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
Menyusul meningkatnya konflik Palestina-Israel di Jalur Gaza, kelompok Houthi memperingatkan bahwa mereka akan melancarkan serangan di wilayah Israel sambil melarang kapal-kapal yang terkait dengan negara Yahudi tersebut melewati perairan Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb sampai Tel Aviv menghentikan operasi militernya terhadap kelompok radikal Palestina Hamas di daerah kantong yang diperangi.
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak