Ia mendukung sanksi yang dijatuhkan pada Rusia sebagai tanggapan atas pencaplokan Krimea. Merkel juga membela peran Jerman dalam mempertahankan proses perdamaian Minsk yang ditujukan untuk mengakhiri pertempuran di Ukraina timur pada 2014-2015.
Menurutnya, proses perdamaian itu telah memberi Ukraina waktu untuk berkembang sebagai negara dan memperkuat militernya.
"Saya tak perlu menyalahkan diri sendiri karena tak berusaha cukup keras. Saya tak melihat bahwa saya harus mengatakan 'itu salah'. Itulah mengapa saya tak perlu meminta maaf," terangnya.
Merkel menentang keanggotaan NATO untuk Ukraina pada 2018. Ia beralasan ingin mencegah eskalasi dengan Rusia dan karena Ukraina sendiri belum siap.
"Itu bukan Ukraina yang kita kenal saat ini. Negara tersebut saat itu tak stabil, penuh dengan korupsi," tuturnya.
Sebaliknya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menganggap keputusan Jerman pada 2008 sebagai salah perhitungan. Ukraina pun kini tetap berada di luar aliansi NATO, meski mendapat banyak bantuan pertahanan dari Barat sejak invasi.
Pada Selasa (7/6), Merkel mengaku memberikan 'penghormatan tertinggi' untuk Zelensky dan terkesan dengan 'keberanian dan semangat' warga Ukraina untuk berjuang demi negara mereka.
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Amerika Kerahkan 10.000 Pasukan di Karibia, Siap Serang Venezuela? Ini Faktanya
Amerika Siagakan 10.000 Pasukan di Karibia, Sinyal Perang dengan Venezuela Makin Nyata?
Bocor Dugaan Eksekusi Israel: Jasad Warga Palestina Dikembalikan dengan Tanda Ikatan di Leher
Netanyahu Ancam Hamas Lagi Usai Perang Gaza, Ini Dampaknya!