Israel Gampang Diruntuhkan, Bukan Oleh Iran atau Palestina, tapi Eks Pemimpin Mossad Ungkapkan...

- Jumat, 10 Juni 2022 | 16:40 WIB
Israel Gampang Diruntuhkan, Bukan Oleh Iran atau Palestina, tapi Eks Pemimpin Mossad Ungkapkan...

Pardo mengatakan, wacana Israel dicirikan oleh ketidaksabaran dan kekerasan verbal terhadap siapa pun yang berpikir berbeda. Menurutnya, Knesset Israel merupakan contoh negatif yang mengalir ke masyarakat Israel.

Pardo menambahkan, ada polarisasi antara sudut pandang sosialis dan kapitalis, bahkan antara liberal dan konservatif atau kelompok antara kiri dan kanan.

“Negara Israel terbentuk tanpa tujuan sejak 10 Juni 1967. Kami telah menjadi negara tanpa strategi sejak Juni 1967. Hampir tidak ada jawaban atas pertanyaan bagaimana kami ingin melihat negara Yahudi setelah 30 tahun, dan tidak ada politisi yang mau menetapkan tujuan. Kebanyakan dari mereka menghindari jawaban dan menahan diri untuk mengambil keputusan karena takut," kata Pardo. 

Pardo menambahkan, para pemimpin Israel takut untuk mengambil keputusan mengenai nasib negara mereka, dan tidak mau memikul tanggung jawab untuk menyerahkan bagian dari  tanah yang dijanjikan.

Di sisi lain, mereka takut kehilangan impian Zionis tentang negara Yahudi jika mereka mencaplok semua bagian tanah air.

"Siapa pun yang melabeli diri mereka sebagai seorang Zionis menyadari bahwa sebuah negara tidak ada mayoritas Yahudi mutlak, dan ini akan menandai akhir dari mimpi Zionis. Antara laut dan sungai hari ini ada Yahudi Zionis, Yahudi non-Zionis, non-Zionis, termasuk non-Yahudi di Yudea dan Samaria (Tepi Barat) dan non-Yahudi di Jalur Gaza," ujar Pardo.

Pardo mengatakan, keyakinan bahwa ada orang yang setuju untuk mendapatkan diskriminasi tanpa hak yang sama dari komunitas Yahudi sebagai tuan rumah adalah tidak masuk akal.

Israel harus mengakui bahwa, di dunia ini tidak ada yang menghalangi manusia untuk bercita-cita mencari kebebasan, serta kesetaraan dengan cara apa pun.

Sumber: republika.co.id

Halaman:

Komentar