POLHUKAM.ID - Terekam lewat CCTV kegiatan Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan di rooftop lantai 12.
Aktivitas yang dilakukan Arya Daru selama 1 jam 26 menit itu terlihat dalam kamera CCTV.
Hal itu diungkap Komisioner Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam hasil autopsi Arya Danu.
Dalam rekaman tersebut Arya Daru diketahui naik ke lantai 12 Gedung Kemlu pada Senin (7/7/2025) malam.
Tak sebentar, Daru berada di rooftop itu selama 1 jam 26 menit.
Ayah dua anak itu kemudian meninggalkan tas gendong dan tas belanja di tangga darurat.
Daru lalu kembali ke kosannya di Menteng, Jakarta Pusat dan tiba pada pukul 23.23 WIB.
Selama pergi ke Kemlu lalu pulang ke kosan, Arya Daru tidak bisa dihubungi oleh istrinya.
Baru pada Selasa (8/7/2025) pagi, Arya Daru ditemukan tewas dalam kondisi kepala tertutup plastik yang terlilit lakban.
Menurut Choirul Anam, aktivitas Arya Daru di rooftop itu terpantau dari gedung-gedung yang ada di sekitarnya.
"Di rooftop itu kalau kita tahu persis posisi gedungnya itu kan masing-masing punya konsekuensi di titik ini itu jarak antara rooftop sama rooftop di bawahnya cuma satu gedung misalnya, 11 dan 12, di titik lain 12 sampai 4. Itu dicek salah satu yang di situ," kata Anam dikutip dari Youtube Metro TV, Selasa (29/7/2025).
Sehingga menurut dia, terekam apa saja yang dilakukan oleh Arya Daru selama 1 jam 26 detik di rooftop tersebut.
Ia pun membocorkan bahwa ada aktivitas yang dilakukan oleh Arya Daru sehingga meninggalkan jejak saat autopsi.
"Terekam juga misalnya apakah dia cuma berhenti di situ apa mencoba untuk sesuatu yang membawa konsekuensi nantinya dengan tubuhnya dia sebagai ketika diotopsi, itu juga ada," jelasnya.
Namun ia tak bisa mengungkap aktivitas apa karena menunggu rilis kepolisian.
"Saya gak bisa sebutkan, nanti disebutkan oleh Polda Metro," jelasnya.
Anam juga memberikan bocoran soal kondisi tubuh Arya Daru setelah ditemukan tewas.
Hal itu menurut dia, jadi jawaban soal sebab kematian Arya Daru.
"Kalau kita lihat badan itu warna dari tubuhnya mencerminkan nanti konsekuensi pilihan dari nutup plastik sama lakban, apa warna biru itu," katanya.
Ia mengatakan, ada beberapa titik di tubuh Arya Daru yang menandakan adanya kekurangan oksigen.
"Di titik-titik tertentu memang menujukkan kurang oksigen," tandasnya.
Dokter forensik RS Cipto Mangunkusumo Yoga Tohjiwa mengatakan, ada memar di tubuh Arya Daru saat dilakukan autopsi.
Memar itu, kata dia, dikarenakan adanya aktivitas Arya Daru di rooftop sebelum ditemukan tewas.
"Untuk apakah itu dilakukan secara selfharm, berdasarkan hasil gelar perkara bahwa adanya pada saat di Kemenlu, itu di rooftop ada kegiatan untuk memanjat tembok. Itu yang dapat menyebabkan memar pada lengan bagian atas kanan," kata Yoga Tohjiwa.
Sementara itu Anggota Komisi III DPR Fraksi PKS, Nasir Djamil sebelumnya mecurigai adanya beberapa lebam di tubuh Arya Daru saat ditemukan.
Lebam itu, kata Nasir, terlihat pada leher dan pangkal tangan.
Serta seluruh jarinya berwarna biru.
"Bahkan saja juga dapat foto-foto terkait dengan kondisi korban. Di mana seluruh jarinya itu berwarna biru, kemudian ada lebam di leher, ada lebam di pangkal tangan," kata Nasir.
"Itu menyebabkan spekulasi atau isu-isu terkait dengan korban bahwa bunuh diri dan sebagainya, itu menurut saya sangat tidak masuk akal," tambahnya.
Nasir pun mengatakan, scientific crime investigation (SCI) menjadi sangat penting dilakukan oleh kepolisian untuk mengungkap misteri itu.
Ia pun menduga bahwa lebam itu merupakan bukti kekerasan yang dilakukan oleh orang lain.
"Foto-foto itu masih ada sama saya, itu sepertinya ada kekerasan fisik yang dialami oleh korban dan itu menunjukkan bahwa tidak mungkin itu dilakukan sendiri, dan tidak mungkin kemudian tidak ada orang yang melakukannya," ucapnya lagi.
Menanggapi hal itu, Komisioner Kompolnas Yusuf Warsyim membenarkan soal adanya lebam di tubuh Arya Daru.
Namun ia tak bisa menyimpulkan apakah lebam itu karena kekerasan atau hal lain.
"Sebagian ada, apakah itu karena sebab kekerasan tentu ahli kedokteran forensik yang bisa menjelaskan. Tentu ahli kedokteran forensik yang bisa menjelaskan," ungkapnya.
"Itu ciri-ciri memar apakah kekerasan, apakah setiap memar itu kekerasan, itu kan yang tahu kedokteran forensik," tambah dia.
Sumber: Tribun
Artikel Terkait
Misteri Farah dan Diplomat Arya Daru: Jejak Kedekatan, Suami Farah Diduga Ikut Kost di Dekat ADP
Viral Keluhan Warga Hendak Tarik Uang Rp28 Juta untuk Biaya Operasi tapi Malah Gak Bisa
Temuan Koin Dinasti Umayyah di Situs Bongal Tapanuli Tengah, Ubah Narasi Awal Masuknya Islam ke Nusantara
Gegara Protes Sound Horeg, Warga Kediri Diteror: Speaker Diarahkan ke Rumahnya Disetel Volume Maksimal