Viral sebuah video di mana seorang anggota dewan dengan santainya meminta agar PT KAI menyediakan gerbong khusus dengan smoking room.
Permintaan ini dianggap egois dan tidak peka, karena mengabaikan aturan kesehatan dan keselamatan publik demi kenyamanan pribadi segelintir orang.
Wakil Ketua DPR RI menjadi bahan tertawaan setelah gagal menghitung biaya hidup bulanan. Ia mengkalkulasi biaya kost Rp3 juta per bulan menjadi Rp3 juta dikali 26 hari.
Kesalahan fatal ini bukan hanya soal matematika; ini menunjukkan betapa tidak terbayangkannya oleh mereka realitas keuangan yang dihadapi jutaan anak kost di Indonesia.
3. Krisis Kepercayaan yang Semakin Dalam
Rentetan peristiwa ini dari permintaan tunjangan, logika yang aneh, hingga pernyataan yang menyakitkan telah menciptakan sebuah kesimpulan di benak publik yakni DPR RI tidak lagi mewakili mereka.
Mereka dianggap hidup di "planet"-nya sendiri, sebuah gelembung elite yang terisolasi dari penderitaan dan perjuangan rakyat biasa.
Ini bukan lagi sekadar kritik terhadap kinerja; ini adalah sebuah krisis kepercayaan yang fundamental.
Saat lembaga yang seharusnya menjadi penyambung lidah rakyat justru menjadi sumber kekecewaan dan kemarahan, ini adalah sinyal bahaya bagi demokrasi.
Pada akhirnya, tagar dan cemoohan di media sosial adalah bentuk "mosi tidak percaya" dari rakyat kepada para wakilnya.
Menurut Anda, apa akar masalah dari "putusnya" hubungan antara DPR dan rakyat?
Dan apa yang harus dilakukan untuk memulihkan kepercayaan ini?
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur