Pelarangan ini bertujuan untuk menjaga keagungan dan kelestarian alam serta menghormati adat istiadat yang telah hidup turun-temurun.
Saat ini, Balai Besar TNBTS tengah melakukan penelusuran lebih lanjut untuk mengidentifikasi pelaku dalam video tersebut serta pihak-pihak lain yang mungkin terlibat.
Septi juga mengimbau masyarakat luas untuk turut membantu memberikan informasi jika mengetahui detail mengenai peristiwa ini.
"Jika ada masyarakat yang memiliki informasi lebih lanjut, silakan sampaikan kepada kami untuk mempercepat proses investigasi," tutupnya.
Namun, warganet menilai aturan yang diberikan tidak masuk akal. Bahkan beberapa ada yang merespons negatif pernyataan tersebut.
"Kalian tahu kenapa Bromo sakral? Karena ada ladang singkong yang belum dipanen. Takutnya saat paralayang tersebut mendaratnya di kebun singkong jadi merusak dan nggak bisa dipanen," tulis seorang warganet menyindir ada sesuatu yang ilegal di sana.
"Sakral apa takut ketahuan ladang ganja?" timpal yang lain dengan lebih gamblang.
"Apa-apa kok nggak boleh sih, nerbangin drone nggak boleh juga. Sudah tutup aja sekaian tuh Bromo," kesal warganet.
"Destinasi wisata buat wisata: hilang kesakralan, destinasi wisata buat ladang ganja: aman," tulis warganet.
👇👇
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur