SBY vs Jokowi: Purbaya Sebut Zaman SBY Rakyat Makmur, Mesin Ekonomi Jokowi Pincang

- Senin, 13 Oktober 2025 | 20:50 WIB
SBY vs Jokowi: Purbaya Sebut Zaman SBY Rakyat Makmur, Mesin Ekonomi Jokowi Pincang

Purbaya Yudhi Sadewa: Ekonomi Era SBY Lebih Sehat, Mesin Ekonomi Jokowi Pincang

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali menyita perhatian publik dengan pernyataannya yang membandingkan kinerja ekonomi Indonesia di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam acara Investor Daily Summit 2025, Kamis (9/10/2025), Menkeu Purbaya secara blak-blakan menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia lebih baik saat dipimpin oleh SBY.

Perbandingan Kinerja Ekonomi: SBY vs Jokowi

Menurut analisis Purbaya, era SBY (2004-2014) mencatatkan fundamental ekonomi yang lebih sehat. Pada masa itu, perekonomian digerakkan secara kuat oleh sektor swasta dengan indikator yang solid:

  • Pertumbuhan ekonomi mendekati 6 persen.
  • Pertumbuhan uang beredar (M2) mencapai 17 persen.
  • Pertumbuhan kredit berada di level 22 persen.

Kombinasi ini, menurutnya, mencerminkan dinamika ekonomi yang hidup dan didukung oleh peran aktif investasi domestik. Purbaya menyimpulkan, "Zaman SBY meski tak banyak bangun infrastruktur, rakyat makmur."

Sebaliknya, era pemerintahan Jokowi (2014-2024) dinilai terlalu bergantung pada belanja infrastruktur oleh pemerintah. Indikator makro yang ditunjukkan pun lebih rendah:

  • Pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen.
  • Pertumbuhan uang beredar hanya 7 persen.
  • Pertumbuhan kredit yang juga berada di bawah.

"Mesin ekonomi kita jadi pincang karena sektor swasta lamban bergerak," tegas Purbaya. Ia menilai perlambatan ini bukan semata akibat fokus pada infrastruktur, tetapi juga disebabkan oleh kurang agresifnya perbankan dalam menyalurkan kredit dan lambannya ekspansi usaha di sektor produktif.

Utang Negara di Era Jokowi: Aman atau Mengkhawatirkan?

Fokus pembangunan infrastruktur Presiden Jokowi telah mendorong utang negara ke level yang signifikan. Hingga akhir Juni 2025, Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah telah mencapai Rp 9.138 triliun.

Halaman:

Komentar