Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, menilai serbuan massa ke Gedung DPR yang berujung ricuh pada akhir Agustus 2025 merupakan simbol kegagalan pengelolaan politik di tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Ray Rangkuti menyatakan bahwa peristiwa yang terjadi pada tanggal 27 hingga 30 Agustus itu adalah kali pertama dalam sejarah Republik Indonesia dimana massa mendatangi dan merusak gedung DPR. Menurutnya, aksi protes yang disertai persekusi terhadap anggota dewan hingga penjarahan ini menunjukkan kemarahan publik yang sudah tidak lagi dapat disalurkan melalui jalur politik yang normal.
Dalam sebuah diskusi publik bertajuk '1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Indonesia Emas atau Cemas?' di Jakarta, Minggu (19/10/2025), Ray menjelaskan bahwa gelombang protes tersebut adalah puncak dari akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap elite politik yang dinilai gagal menangkap aspirasi rakyat. Ia menambahkan, peristiwa ini tidak hanya mengindikasikan lemahnya komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, tetapi juga mencerminkan kerapuhan institusi politik dalam merespons kritik dari publik.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur