“Sangat tidak pada tempatnya mengukur keberhasilan upaya diplomasi Indonesia dalam masalah sepelik Ukraina-Rusia hanya dengan satu kali kunjungan,” ujarnya.
Dijelaskan Dinna Prapto, Rusia sendiri memiliki ketegangan dengan negara adidaya Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu NATO, dan Ukraina sendiri ngotot ini bergabung menjadi keanggotaan NATO, dan keinginan Ukraina ini ditantang habis oleh Rusia hingga misi perdamaian yang dibawah oleh Presiden Jokowi tidak bisa berhasil dengan sekali kunjungan.
“Kita sama-sama tau ada masalah di internal Ukraina, ada masalah Ukraina-Rusia, ada masalah Ukraina-NATO, masalah internal NATO dan EU, masalah perluasan EU, dan masalah Rusia-Amerika Serikat yg semuanya saling membelit sehingga solusinya makin rumit dari waktu ke waktu,” jelasnya.
Oleh karena itu, Dinna Prapto menyarankan agar publik Indonesia memberikan dukungan kepada Presiden Jokowi yang berkomitmen bahwa Indonesia selalu siap untuk berusaha berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia siap menjadi mediator antara Rusia dan Ukraina. Sebab, konstitusi Indonesia mendukung hal tersebut.
“Sepatutnya kita fokus ke bagaimana caranya mendukung pimpinan kita menavigasi situasi yang rumit dan genting ini,” pungkasnya.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur