''Entah mengapa sepertinya pihak kemenlu tidak mempersiapkan segala perundingan itu dengan cermat. Kendala bahasa yang dipunyai Pak Jokowi seharusnya bisa di atasi. Apalagi aturan perundangan kita mengharuskan pemimpin negara menggunakan bahasa Indonesia dalam pertemuan internasional. Pak Harto dahulu juga begitu, yakni dalam pertemuan formal bicara empat mata selalu didampingi penerjemah. Kenapa ini tidak dilakukan?,'' tegasnya.
Selanjutnya, ujar Fuad, untuk mengatasi kendala tersebut sebelum ke Ukraina dan Rusia dilakukan semacam 'conditioning' dulu kepada Presiden Jokowi. Hal ini agar presiden tampak tidak canggung ketika bertemu dengan pemimpin dunia di forum internasional.
''Kenapa tidak melakukan conditioning dulu misalnya selaku Presidensi G20 atau mewakili ASEAN. Akibatnya, dengan pengalaman internasional dari Presiden Jokowi yang masih berbau kencur, maka diplomasi dia di Rusia, Ukraina, dan Eropa tentu saja hancur. Lain kali kami harap dipersiapkan dengan baik,'' kata Fuad Bawazier.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur