Lukman juga menilai kunjungan Jokowi itu menginspirasi pemimpin dunia untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Meski begitu, dia menilai proses untuk mendamaikan kedua negara memerlukan jalan yang panjang.
Menurut Lukman, membutuhkan waktu dan tidak bisa dilakukan sekejap mata meski Presiden Jokowi berinisiatif mengunjungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Akan ada jalan panjang menuju perdamaian," ujar Lukman Fahmi dalam Panggung Demokrasi "Misi Damai Jokowi ke Rusia dan Ukraina" pada Rabu (6/7/2022).
Lebih lanjut, dia mengatakan peran Indonesia menjadi penengah konflik Ukraina dan Rusia tidaklah mudah. Pasalnya, dibutuhkan kepercayaan dari setiap pihak yang berseteru supaya dapat mempercayai Indonesia.
Hal tersebut dikatakan Lukman Fahmi tercermin dari rute perjalanan Presiden Jokowi seusai meninggalkan KTT G7 di Jerman dengan mengunjungi Ukraina terlebih dahulu. Bagi Lukman Fahmi, lawatan luar negeri Presiden Jokowi ke Ukraina sebelum bertemu Vladimir Putin adalah upaya membangun kepercayaan dari negara ini.
Dia menilai Ukraina belum memiliki banyak kepercayaan ke Indonesia. "Ukraina belum punya trust lebih seperti (hubungan) Rusia ke Indonesia," kata Lukman.
Lukman juga mengutarakan kunjungan luar negeri Presiden Jokowi kali ini istimewa. Sebab, eks Wali Kota Solo ini membawa sejumlah topik penting bagi kepentingan domestik dan internasional. Salah satunya adalah humanitarian crisis.
Topik tersebut menjadi bahasan yang penting sebab konflik berkepanjangan antara Ukraina-Rusia membawa kerugian bagi dunia, yaitu terputusnya global supply chain, terutama pasokan gandum. Masalah tersebut tidak hanya dirasakan oleh negara-negara di Eropa, tetapi juga Indonesia yang masih mengandalkan impor gandum dari Ukraina. Sejak serangan Rusia ke Ukraina pada akhir Februari lalu, harga gandum dunia meroket.
"Mungkin juga (membahas) suplai gandum dan ini menjadi (salah satu) prioritas bagi Pak Jokowi. Saya melihat ada (bahasan) food security karena sebagian besar suplai gandum dari Ukraina. Supaya bisa diizinkan untuk diekspor ke beberapa negara," imbuh Lukman Fahmi, M.Si.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur