Jokowi mengungkapkan bagaimana harga BBM di Indonesia masih jauh lebih rendah ketimbang negara-negara lain. Ia menyebut kalau harga BBM di Jerman dan Singapura sudah mencapai Rp 31 ribu per liter. Begitupun harga BBM di Thailand yang sudah mencapai Rp 20 ribu.
Kenaikan harga BBM di sejumlah negara tersebut disebabkan kenaikan harga minyak secara global.
Sementara itu, harga BBM di Indonesia sendiri masih bertengger di angka Rp 7.650 per liter. Hal tersebut bisa dilakukan karena ada subsidi dari pemerintah.
Namun, Jokowi mengingatkan kepada masyarakat, kalau harga BBM bisa saja naik jika pemerintah sudah tidak mampu untuk melakukan subsidi. Apalagi saat ini pemerintah masih melakukan impor minyak sehingga pengeluaran negara juga masih tinggi.
"Ini kita masih kuat dan kita berdoa supaya APBN tetap masih kuat memberi subsidi. Kalau sudah tidak kuat mau gimana lagi? Iya, kan?," kata Jokowi.
Saat itu Jokowi sempat menanyakan pendapat para tamu hadirin apabila harga BBM di Indonesia ikut naik seperti di negara-negara lain. Dengan kompak, para tamu yang hadir menolaknya.
"Kalau BBM naik, ada yang setuju?," tanya Jokowi.
"Enggak," teriak para tamu yang hadir.
Jokowi juga mengetahui jawaban para tamu hadirin. Kendati demikian, ia mengingatkan kepada masyarakat bahwa hingga saat ini Indonesia masih melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan minyak di dalam negeri.
Hal tersebut disampaikannya supaya masyarakat bisa memahami bahwa apa yang terjadi secara global itu juga mempengaruhi harga kebutuhan sehari-hari.
"Tapi ingat, bahwa kita itu masih impor separuh dari kebutuhan kita 1,5 juta barrel minyak dari luar. Masih impor, artinya apa? Kalau harga di luar naik, kita juga harus membayar lebih banyak."
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
VIRAL Negara Ambil Tanah Terlantar, Menteri ATR Nusron Wahid Kini Minta Maaf: Candaan Saya Tidak Tepat
IRONI! Ekonomi Katanya Meningkat, Tapi Marak PHK Massal: Pertumbuhan Ini Tumbuh Untuk Siapa?
KACAU! 28 Ribu Karyawan BUMN Kecipratan Bansos, DPR Meradang: Validasi Ulang!
Riset Celios Ungkap Orang Miskin Bayar Pajak Lebih Besar, Orang Kaya Simpan Aset di Luar Negeri