Upaya ini seiring dengan terkendalinya pandemi Covid-19 di tingkat nasional yang memberi peluang untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Mendagri menuturkan, kecenderungan realisasi belanja pemerintah baik pemda maupun kementerian dan lembaga kerap menumpuk di akhir tahun sehingga capaiannya kurang maksimal. Presiden, kata Mendagri, menghendaki capaian realisasi belanja tersebut dilakukan secara konsisten per tiga bulan dengan angka persentase tertentu. Langkah ini untuk menghindari penumpukan realisasi belanja di akhir tahun.
Mendagri menegaskan, belanja pemerintah merupakan modal penting untuk mendukung jumlah peredaran uang di masyarakat sehingga dapat memperkuat daya beli. Selain itu, pemerintah merupakan pembeli terbesar sehingga diharapkan realisasi belanjanya dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi. Apalagi, realisasi belanja ini juga menjadi stimulus bagi swasta agar bisa bangkit.
"Nah, kalau uangnya tidak beredar, ditaruh di bank, banyak, saya tidak mau sebutin, ditaruh di bank, uang tidak beredar, swasta itu setengah mati mau recover," terang Mendagri.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur