“Ya karena kita tau bahwa Surya Paloh dengan Erick Thohir itu saling menguntungkan, saling bersinergi. Jadi saya melihat ada dua kepentingan yang ketemu, mereka sama-sama pengusaha, dan sama-sama terjun ke dunia politik, jadi kalau saling memuji itu hal yang biasa karena kepentingan sama,” kata Ujang saat dihubungi, Jumat (3/6).
Ujang menyinggung soal potensi Prabowo Subianto dan Erick Thohir yang kemungkinan bakal didukung koalisi NasDem dan Gerindra di Pilpres 2024. Menurutnya, peluang Prabowo-Erick Thohir dan Nasdem-Gerindra bisa terjadi. Namun, pertemuan antara Surya Paloh dan Prabowo Subianto itu masih umum, belum ada ketegasan duet dua partai tersebut.
“Semua skenario itu masih memungkinkan ya, juga bisa tidak, karena dalam pertemuan Prabowo-Surya Paloh itu, Prabowo mengatakan bahwa Capres itu tidak harus saya, bisa memberikan ruang kepada yang lain,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Ujang, peluang Prabowo-Erick Thohir didukung oleh NasDem dan Gerindra sangat mungkin terjadi, namun belum ada pernyataan resmi dari NasDem soal dua sosok potensi ini, karena NasDem sendiri masih membuka pintu ke kandidat lain.
“Jadi kalau skenario Prabowo-Erick ya, kalau memang NasDem ada disitu mungkin saja. Tapi Surya Paloh juga janji ke yang lain, jadi semua masih ucapan verbal yang masih umum, yang masih saling memuji untuk mendekati satu sama lain gitu,” jelasnya.
Dikatakan Ujang, semua Capres atau Cawapres yang saat ini sudah muncul memiliki peluang yang sama, karena belum ada Capres atau Cawapres yang elektabilitasnya mencapai 50-60 persen. Artinya, partai politik masih membuka pintu kepada para kandidat Capres-Cawapres.
“Saya melihat gini, ini masih berjalan dan masih dinamis, karena elektabilitas Capres dan Cawapres itu belum menyentuh 50 persen, bahkan 60 persen belum ada. Kan dulu gitu, SBY 2004 dan Jokowi 2014 itu elektabilitasnya sampai 60 persen dan berpotensi menang,” ungkapnya.
“Nah sekarang itu elektabilitas Capres-Cawapres itu masih di sekitar 26-30 persen, artinya masih jauh dan sekitar 17 bulan untuk pendaftaran, artinya kalau elektabilitas Capres-Cawapres masih 30 persen maka semua kemungkinan masih terjadi, karena belum bisa dibaca secara eksplisit gitu,” bebernya.
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur