'Membangun Masjid Tidak Membuat Kezaliman Proyek PIK-2 Jadi Halal'
Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H,
Advokat, Koordinator Tim Advokasi Melawan Oligarki Rakus Perampas Tanah Rakyat (TA-MOR-PTR)
Penulis beberapa kali berdiskusi dan bertemu dengan Rofi’i Muchlis, yang mengaku dari Barisan Kesatria Nusantara (BKN).
Setidaknya, beberapa diskusi yang tercatat satu forum dengan Rofi’i yaitu: Diskusi ILC dengan tema ‘Prabowo Mulai Unjuk Gigi Bongkar Pagar Laut’, Diskusi TVRI ‘Membongkar Dalang Pagar Laut’, Diskusi Sindo Prime 2 kali dengan tema juga seputar pagar laut.
Dalam sejumlah diskusi tersebut, Ro’fii tidak pernah mau mengakui bagian dari tim pembela PIK-2 milik Aguan.
Makanya, saat Rofi’i menawarkan menjembatani penulis untuk bertemu PIK-2 di dialog TVRI untuk menyelesaikan keluhan rakyat Banten, penulis menolak.
Karena Rofi’i tidak memiliki legal standing bertindak untuk dan atas kepentingan Aguan maupun proyek PIK-2.
Hari ini, justru beredar luas video jajaran pengurus Barisan ksatria nusantara (Rofi’i Mukhlis Irfan Wesi, Sandy Tumiwa dan fajar Umbara).
Mereka, turut terlihat mempromosikan masjid di PIK-2. Bahkan, diujung video terlihat Rofi’i menyapa, bersalaman dan menunduk hormat kepada Aguan.
Sebenarnya, bagi penulis tak soal Rofi’i dkk berada di barisan Aguan membela PIK-2.
Biasa saja, Al Batil itu juga ada pendukungnya, sebagaimana Fir’aun sebagai bapak pembangunan dunia pertama dengan karya Piramidanya, juga banyak pendukung dan pembelanya.
Hanya saja, yang tak nyaman adalah sikap hipokrit yang ditampilkan kepada publik.
Harusnya, pakai saja Barisan Kesatria Aguan (BKA), tak usah nyaru dengan nama Barisan Kesatria Nusantara (BKN). Tapi, Nusantara memang akhir-akhir ini menjadi stereotip negatif.
Saat MUI memberikan Tausiyah agar pemerintah membatalkan status PSN PIK-2 karena banyak menimbulkan mudharat dan bertentangan dengan hukum dan perundangan, tiba-tiba muncul Majelis Ulama Nusantara (MUN) yang mengambil sikap pasang badan untuk proyek PIK-2.
Saat Indonesia tenang dan ibukota Jakarta, dimunculkan ibukota Nusantara yang sekarang berujung mangkrak. Tak ada aktivitas pusat pemerintahan di ibukota Nusantara.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur