Berbarengan dengan itu, kata Daryono, terjadi pula gempa di Mamuju, Sulawesi Barat pada hari yang sama. Dia mengatakan bahwa fenomena alam yang terjadi merupakan wujud dari dinamika geologi di Indonesia.
"Ini wujud dinamika geologi kita yang aktif. Jika kita dapat "memanfaatkan" secara optimal potensi ini, maka kita menjadi yang terdepan terkait riset dan upaya mitigasi bencana," kata Daryono, Kamis (9/6/22).
Sebelumnya, Daryono menjelaskan bahwa gempa bumi yang terjadi di Mamuju lalu disebabkan oleh gempa sesar geser (strike-slip).
"Gempa destruktif Magnitudo M5,8 yang mengguncang Mamuju tadi siang bersumber dari sumber gempa sesar geser (strike-slip) yang belum terpetakan," ungkapnya.
Dia mengatakan bahwa gempa yang terjadi di Mamuju memiliki karakteristik “lack of aftershocks” atau miskin gempa susulan. Dengan kejadian tersebut dia berharap gempa Mamuju menjadi pertanda baik.
Hasil pemodelan gempa, kata Daryono, tidak menimbulkan tsunami. Hal tersebut disebabkan karena magnitudo yang dihasilkan tidak begitu kuat.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur