“Speak softly and carry a big stick; you will go far.” — Theodore Roosevelt
Dan KDM membawa tongkat itu: bukan kekuasaan keras, tapi prinsip yang kokoh.
Sunda Bukan Sekadar Identitas, Tapi Jalan Etika Sebagai seorang putra Sunda, KDM tidak mengangkat kesukuannya sebagai simbol eksklusif.
Ia menyaring nilai-nilainya ke dalam politik: silih asah (belajar), silih asih (mengasihi), silih asuh (membimbing).
Nilai ini sangat relevan saat negeri ini sedang dipenuhi saling mencela, saling menjatuhkan, dan saling menipu.
Kepemimpinan masa depan Indonesia membutuhkan nilai-nilai lokal yang diangkat ke panggung nasional.
KDM sudah membuktikannya dalam kebijakan-kebijakan bernuansa budaya: pelestarian situs adat, etika ruang publik, dan kampanye cinta lingkungan yang konkret.
Soekarno pernah mengatakan “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati leluhurnya.”
Sosok KDM adalah jembatan antara masa depan dan akar kita yang sering dilupakan. Ia menyatukan nilai dengan inovasi. Inilah politik yang memanusiakan manusia.
Menjawab Kekosongan Kepemimpinan Etis
Situasi politik nasional pasca-2024 menunjukkan kekosongan figur pemersatu yang berakar dan beretika.
Di tengah fragmentasi elite dan penguatan politik transaksional, sosok seperti KDM adalah jawaban: merakyat tapi tidak populis, tenang tapi berani, sederhana tapi cerdas.
KDM telah memberi, tanpa banyak menuntut sorotan. Kini waktunya kita melihat—dengan jernih dan tanpa bias politik lama—bahwa pemimpin seperti inilah yang kita butuhkan.
Apakah Indonesia Siap? Pertanyaannya kini bukan pada KDM: apakah ia siap?
Tapi pada kita semua sebagai bangsa: apakah kita cukup dewasa untuk memberi ruang pada pemimpin seperti dia?
Pemimpin yang tidak menebar janji, tetapi sudah menanam bukti. Pemimpin yang tidak tampil untuk bersinar sendiri, tapi untuk menerangi jalan rakyat.
Dan kemungkinan terbaik kita hari ini mungkin ada di tempat yang tak banyak kita duga: dari Purwakarta, dari Sunda, dari sosok sederhana bernama Kang Dedi Mulyadi. Apakah dia akan jadi pemimpin 2029? ***
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur