Waduh! Diduga Solo-Oligarki di Balik Penangkapan Aktivis

- Selasa, 03 Juni 2025 | 14:20 WIB
Waduh! Diduga Solo-Oligarki di Balik Penangkapan Aktivis

POLHUKAM.ID - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN dan pengamat politik, Muhammad Said Didu, melontarkan pernyataan keras mengenai dugaan adanya keterkaitan antara kekuasaan di “Solo” dan praktik oligarki dengan penangkapan para aktivis. 


Didu bahkan menyebut hal ini sebagai “fakta” yang tak terbantahkan, serta mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk mengambil tindakan tegas.


Didu mengklaim bahwa siapa pun yang menyuarakan kritik terhadap “Solo” atau oligarki akan “siap-siap ditangkap.” 


Ia membandingkan dua gelombang demonstrasi mahasiswa sebagai bukti.


Menurutnya, demo besar pada 24 Maret di 76 kota yang melibatkan puluhan ribu mahasiswa tidak membuahkan penangkapan karena tuntutannya tidak menyentuh “Solo” dan oligarki, melainkan hanya menuntut TNI masuk ke isu Barak dan penurunan Prabowo.


“Tapi coba tuntut Gibran turun, langsung ditangkap. Nyinggung sedikit PSN (Proyek Strategis Nasional) oligarki, ditangkap. Itu fakta yang tidak bisa dibantah,” tegas Didu ditayangan akun YouTube UI Watch, Ahad.


Didu lebih jauh menuding adanya “desersi lembaga kenegaraan” terhadap pemerintahan saat ini. 


Ia mempertanyakan mengapa penangkapan masih terus terjadi, padahal Ketua DPR, pimpinan fraksi Gerindra (Habiburrahman), bahkan Sekretariat Negara sudah menyatakan polisi tidak boleh melakukan penangkapan sembarangan.


“Ini ada desersi lembaga terhadap pemerintahan sekarang. Ketua Komisi III DPR dari Gerindra, Ketua DPR dari PDIP, dan Setneg mewakili pemerintah, sudah menyatakan tidak boleh, tapi polisi masih meneruskan,” jelasnya.


Dari fenomena ini, Didu menyimpulkan bahwa “Siapa pun yang bersuara tentang Jokowi, Solo, atau oligarki, maka ditangkap oleh polisi.” 


Ia menambahkan, perbedaan perlakuan ini terlihat mencolok antara demo 24 Maret yang aman dan demo yang menyuarakan kritik terhadap oligarki atau “Solo” yang justru berujung penangkapan.


Menyambung analisanya, Didu menduga ada kaitan antara situasi ini dengan langkah Prabowo yang disebutnya sedang “memakan bubur panas Solo.” 


Halaman:

Komentar

Terpopuler