POLHUKAM.ID - Jika Gibran Dimakzulkan, Siapa Penggantinya? Puan atau AHY? Ini Analisis Pakar!
Seruan untuk memakzulkan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terus bergulir dan kini memanaskan panggung politik nasional.
Di tengah ketidakpastian ini, muncul pertanyaan krusial yakni siapa yang akan mengisi kursi wapres jika Gibran benar-benar dilengserkan?
Dua nama politisi papan atas, Ketua DPR RI Puan Maharani dan Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), santer disebut sebagai kandidat utama yang berpeluang menggantikan Gibran.
Menurut konstitusi, jika terjadi kekosongan jabatan, Presiden Prabowo Subianto akan mengajukan dua nama calon wakil presiden kepada MPR untuk dipilih.
Di sinilah pertarungan politik antara Puan dan AHY akan terjadi.
Puan Maharani, sebagai elite PDI Perjuangan dan Ketua DPR, memiliki modal politik yang kuat di parlemen.
Sementara AHY, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, merupakan figur penting dalam koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.
Pengamat politik Bivitri Susanti menilai, posisi Gibran saat ini sangat bergantung pada soliditas koalisi di bawah kendali Presiden Prabowo.
Jika dukungan itu mulai goyah, nasib Gibran berada di ujung tanduk.
"Sekarang di DPR yang bisa melindungi Gibran adalah koalisi milik Prabowo Subianto. Kalau sudah tak bisa melindungi, ya sudah lepas," ujar Bivitri.
Ia menambahkan, jika proses pemakzulan berjalan, partai-partai politik akan mulai berhitung untung-rugi untuk menentukan sikap.
"Partai ini akan mempertimbangkan jika Gibran mundur, yang menggantikan siapa? Menguntungkan saya atau tidak. Misalnya ada Mbak Puan kah, atau AHY?" kata Bivitri, mengisyaratkan perebutan kursi wapres akan menjadi pertarungan kepentingan antarpartai.
Harus Ada Momentum
Bagi Bambang Widjojanto, memakzulkan wakil presiden saat ini tentu harus menemukan momentum yang tepat.
"Kalau secara politik itu kan bisa lewat mana saja. Tapi memang harus ada momentum."
Menurut dia, ide pemakzulan tersebut bukan hanya sekadar gagasan, melainkan perlu transformasi yang jelas.
"Maka harus ditransformasikan ke dalam surat itu dan diajukan. Mereka juga punya hitung-hitungan politik juga," kata dia.
Bivitri tak menampik bahwa Gibran sendiri memang menjadi kunci kemenangan Prabowo Subianto saat Pilpres 2024 kemarin.
"Karena semua pendukung Prabowo saat itu membutuhkan Gibran untuk menang. Prabowo kan berkali-kali kalah, kita semua tahu," ujar dia.
Sehingga peluang untuk menurunkan Gibran tentu akan bergantung dari koalisi yang saat ini mendukungnya di bawah tangan Prabowo.
Artikel Terkait
DPR Kena Prank! Dana Reses Rp702 M Bikin Tak Sedih Tunjangan Rumah Dihapus
Prabowo vs Geng Solo: Momen Penegakan Hukum yang Dinanti Rakyat
Profesor Ikrar Bongkar Bahaya Legacy Jokowi: Syarat Wapres RI Hanya Lulusan SD?
Ijazah Jokowi & Gibran Dikritik Iwan Fals: Bagaimana Jika Ternyata Palsu?