POLHUKAM.ID - Terpilihnya Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Golkar pada Munas XI yang digelar di JCC Senayan Jakarta pada 21 Agustus 2024 lalu adalah peristiwa sabotase politik kepemimpinan Airlangga Hartarto, publik menduga mundurnya Airlangga merupakan paksaan pihak penguasa saat itu untuk memancangkan tiang politik Jokowi pasca purna dari jabatannya.
Jelang 1 tahun kepemimpinan Partai Golkar di tangan Bahlil Lahadalia ada suasana batin yang berbeda di tubuh Partai Golkar, sejumlah tokoh senior tak lagi dilibatkan dalam kepengurusan inti menjalankan roda organisasi.
Bahlil Seakan ingin mencabut akar pengaruh senior Partai Golkar sehingga mudah mengendalikan partai.
Namun Bahlil Melupakan sejarah dan titisan para pendiri partai golkar sehingga mengusik para senior terdahulu, hari ini ada gerakan tokoh-tokoh senior Golkar sedang membujuk Tokoh Militer bahkan Keluarga Cendana yaitu Mbak Tutut Soeharto agar kembali aktif bahkan meminta memimpin Partai Golkar.
Mbak tutut adalah tokoh politik nasional yang pengaruhnya masih kuat karena kepribadiannya yang humanis, visioner dan progresif.
Mbak Tutut bisa menjadi figur yang diterima di kalangan tokoh dan grassroot Partai Golkar di seluruh indonesia, terlebih melihat sepak terjangnya yang pernah menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia(PMI), anggota DPR/MPR RI dari Fraksi Golkar, Menteri Sosial RI hingga menjadi Ibu Negara menggantikan Ibunya, Tien Soeharto.
Mbak Tutut alias Siti Hardijanti Hastuti Rukmana ternyata pelopor Program Makan Gratis kala menjabat Menteri Sosial RI dalam Kabinet Pembangunan VII, Mbak Tutut Soeharto berpandangan bahwa Kebijakan makan gratis bagian dari upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak krisis moneter untuk jangka pendek, Sasaran utama makan gratis adalah warga yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sedangkan rencana jangka panjangnya, korban PHK dibantu dengan program Takesra/Kukesra (Tabungan Kesejahteraan Rakyat/Kredit Usaha Kesra).
Pertanyaannya apakah Tutut Soeharto mau kembali terjun ke dunia politik?
Pada pileg 2024 lalu,Tutut Soeharto muncul di panggung kampanye terbuka partai Golkar di wilayah Jakarta Timur, Histori sepak terjang Partai Golkar memang melekat dengan Putra-Putri hingga cucu H.M. Soeharto Presiden Kedua Republik Indonesia yang juga pendiri Partai Golkar, berbekal kecerdasan dan kelihaian menavigasi iklim politik Indonesia, Soeharto mampu mengantar dan mempertahankan kejayaan Partai Golkar.
Semua kemungkinan bisa terjadi, jika Presiden Prabowo Subianto memberi kode lampu hijau maka sangat mudah menumbangkan Bahlil dari kursi ketua umum, jika itu terjadi maka karma politik akan menimpa menteri ESDM itu, mengingat Partai Golkar adalah partai yang selalu dekat dengan penguasa, sehingga kelompok-kelompok internal Partai Golkar yang ingin mengubah pucuk kepemimpinan Partai Golkar lebih baik membujuk Istana “ Presiden Prabowo” daripada membujuk Tutut Soeharto dan Tokoh Militer.
Agus Widjajanto Cermati Dorongan Agar Mbak Tutut Kembali ke Golkar
Praktisi hukum sekaligus pemerhati masalah politik, sosial, dan budaya (Polsosbud) Agus Widjajanto mencermati adanya dorongan dari akar rumput agar Siti Hardiyanti Hastuti Rukmana atau Mbak Tutut bisa kembali ke Partai Golkar.
Menurut Agus, adanya harapan dari akar rumput Partai Golkar agar Mbak Tutut kembali ke parpol berlambang beringin rindang bisa dipahami karena sekarang tidak ada pengurus partai itu dari keluarga Presiden kedua RI Soeharto.
Artikel Terkait
Dokter Tifa Bongkar Kejanggalan Salinan Ijazah Jokowi di KPU, Ini Fakta yang Terungkap!
Setahun Prabowo Memimpin, Geng Solo Harus Dituntaskan!
Listyo Sigit Naikkan Sejumlah Komjen, Prof Ikrar Beber Jurus Penyelamatan Keluarga Jokowi
DPR Kena Prank! Dana Reses Rp702 M Bikin Tak Sedih Tunjangan Rumah Dihapus