“Ganjarian protes sangat keras jika alat-alat militer digunakan untuk menekan Ganjar Pranowo,” ucap dia.
Menurut dia, aparat TNI telah berbuat di luar kewenangan dengan mencopot baliho Ganjar itu.
Guntur berpendapat hal tersebut justru menimbulkan persepsi buruk atas TNI yang seharusnya bersikap netral pada pemilu.
“Jika pun perlu ada penertiban Baliho, yang berhak melakukannya adalah aparat Pemda. Misalnya Satpol PP. Bukan pihak militer,” ujarnya.
Ia menilai pencopotan baliho itu terkesan seperti titipan pihak yang tak menghendaki sosialisasi Ganjar sebagai bakal capres di Barito Utara.
Selain itu, Guntur mengatakan tindakan itu merupakan upaya membungkam aspirasi masyarakat Barito Utara atas pilihan politik mereka.
“Dikhawatirkan tindakan itu tidak berdiri sendiri. Tapi ada titipan kepentingan politik lain yang menjadikan Ganjar Pranowo sebagai sasaran,” katanya.
Sebelumnya, baliho Ganjar dicopot di lahan Makodim Muara Teweh, Sabtu (15/7/2023). Video pencopotan baliho itu viral di media sosial yang menunjukkan pihak Danramil Muara Teweh atas perintah Dandim Barito Utara tengah menurunkan baliho.
Sumber: editor
Artikel Terkait
DPR Panggil Trans7, Ini Alasan di Balik Tayangan yang Diduga Melecehkan Pesartren
Ijazah Palsu Jadi Lagu? Iwan Fals Kembali Diyakinkan untuk Ciptakan Kritik Sosial Baru
Purbaya Didesak Dipecat Usai Sebut Era SBY Lebih Makmur dari Jokowi, Pro-Kontra Memanas!
Setahun Prabowo Memimpin: Efisiensi yang Dikampanyekan vs Bagi-bagi Jabatan yang Terjadi