"Dan memang benar, ini mencerminkan betapa demokrasi saat ini sedang diuji. Ya, karena terlahir kembalinya nepotisme. Jadi, kita harus mempertimbangkan hal ini," kata Hasto.
Namun demikian, sosok kepercayaan Megawati Soekarnoputri di PDIP ini tidak menjabarkan secara gamblang maksud dari kemunculan praktik nepotisme dimaksud.
“Jadi kita harus dapat memahami arti dari Pak Basarah yang berwarna hitam tersebut,” imbuh Hasto.
Tudingan praktik nepotisme sebelumnya dilontarkan Relawan Barisan Joko Widodo untuk RI (Bajuri) kepada Presiden Joko Widodo yang membiarkan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka maju menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto.
Ketua Umum Relawan Bajuri, Unggul H. Panggabean mengatakan, majunya Gibran sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto bukan sekadar politik dinasti, melainkan praktik nepotisme.
“Apa yang dipertontonkan saat ini bukan politik dinasti, tapi lebih tepatnya nepotisme di republik ini,” kata Unggul, Kamis (26/10).
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Jubir Gus Dur Beber Alasan DPR Harus Pakai Hak Interpelasi untuk Bongkar Polemik Ijazah Gibran
Tata Kelola Tambang Dirombak Total! Ini Arah Baru Kedaulatan Energi Era Prabowo
Anies Bongkar Praktek Jabatan di Era Prabowo: Koneksi Lebih Penting daripada Kompetensi?
Jokowi Orang Baik: Mitos yang Mengurung Rakyat atau Realita yang Dipercaya?