Menurut dia, masih cukup waktu untuk membuat perubahan dan memacu kinerja seluruh anggota kabinet.
"Saya yakin Presiden telah mengetahui hal-hal yang membuat kinerja menteri di kabinet berkurang. Presiden juga semestinya sudah tahu bagaimana mengatasinya, tinggal political will saja yang diperlukan," kata Saleh di Jakarta, Kamis (12/5/2022).
Dia menyebutkan empat poin yang menjadi alasan berkurangnya komitmen para menteri di paruh kedua periode kepemimpinan Presiden Jokowi.
Pertama, para menteri sudah merasa aman dan merasa akan dipertahankan sampai akhir masa jabatan. Apalagi, menteri yang merasa dirinya didukung partai besar dan memiliki kedekatan tertentu dengan Presiden.
Kedua, sebagian besar menteri adalah utusan partai politik sehingga menjelang Pemilu 2024 semua dituntut untuk memenangkan partai masing-masing.
Maka, tidak heran jika para menteri tersebut saat ini berbagi fokus antara tugas pemerintahan dengan kepetingan partai.
"Fakta menunjukkan bahwa persaingan politik pada pemilu yang akan datang jauh lebih kompetitif, rumit, dan sulit," ujarnya.
Ketiga, menurunnya kasus covid-19 di Indonesia menyebabkan pekerjaan para menteri sedikit lebih "ringan", terutama yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan dan pemulihan ekonomi.
Keempat, ada menteri yang sejak awal tidak memiliki performa yang baik dan tidak jelas apa yang dikerjakan.
"Hal itu tentu sudah menjadi beban Presiden sejak awal. Mungkin karena berbagai pertimbangan, tidak diganti oleh Presiden," ucapnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Disebut Kudeta Kebijakan, Sri Radjasa Ungkap Tim Internal Polri Dibentuk untuk Lawan Tim Reformasi Presiden
Sri Radja Ungkap Skenario Suksesi Kapolri dan Kandidat Kuda Hitam Pilihan Prabowo
Jokowi Ketakutan dengan Nasib Politik Gibran pada 2029
Refly Harun: Jadi Wali Kota Saja Gibran Tak Layak!