Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah dua kali mengikuti kontestasi Pilpres dan memenangkannya, sesuai dengan ketentuan yang ada tidak dapat lagi melanjutkan kepemimpinanya untuk 3 periode.
Situasi ini membuat suara pendukung Jokowi di 2014 dan 2019 diperebutkan. Inilah yang dibaca oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Menurut pendiri SMRC, Saiful Mujani, memahami peta dukungan pemilih Jokowi-Ma’ruf Amin penting bagi siapapun yang akan bertarung di Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
“Pada Pilpers 2019, jumlah mereka banyak, 55 koma sekian persen. Sementara kita semua tahu Pak Jokowi tidak bisa maju lagi. Jadi pertanyaannya, suara pemilih tersebut akan ke mana?” Saiful, sebagaimana dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (6/3/22).
Meskipun saat ini Jokowi adalah kader PDIP, Saiful menjelaskan bahwa tidak otomatis para pemilih Jokowi nantinya akan mengikuti pilihan partai yang dipimpin Megawati tersebut.
Baca Juga: Manuver Jusuf Kalla Disebut Bisa "Kawinkan" Kadrun dan Cebong, Rocky Gerung: Politik Selalu Bisa...
Hal ini karena ada pertimbagan bahwa pengusung Jokowi di Pilpres bukan hanya dari PDIP yang artinya pemilihnya pun tidak semuanya berasal dari simpatisan PDIP.
“Tapi, kekuatan PDIP kan sekitar 20 persen lebih dari total pemilih nasional. Untuk meraih 50 persen plus, butuh dukungan partai lain. Dan pemilih Jokowi di 2019 kan bukan hanya dari PDIP. Ada dari Nasdem, Golkar, dan lain-lain.” Lanjut Saiful.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara