Kita ini teman seperjuangan. Jangan saling berbantah. Jika ada yang berbeda, ya dibicarakan baik-baik.
Perjalanan kita masih panjang, perjalanan kemarin juga perjalanan bersama-sama yang panjang. Jadi jangan sampai hal-hal kecil ini kemudian menjadi keramaian di publik.
Padahal itu bisa kita obrolkan baik-baik untuk diluruskan.
Jadi saya memilih untuk menyampaikan juga ini ke Pak Khoiruddin dan teman-teman. Saya sekali lagi setegaskan, saya ini menghormati apapun keputusan partai.
Kita hormati, kita hargai, dan kita tahu masing-masing partai ini memiliki kendala, memiliki kesempatan yang berbeda-beda.
Punya kepentingan, punya misi yang khas partainya.
Jadi saya hormati keputusan partai, saya hormati langkah-langkah partai.
Jadi Pak Khoiruddin, bismillah, Insyaallah kita terus kerja bersama. Ini menuju pendaftaran tanggal 27 sampai 29 Agustus. Itulah waktu dimana kita memasukkan formulir B1 KWK untuk pendaftaran. Agar Bismillah berlayar dan mudah-mudahan kita bisa tuntaskan apa yang waktu itu kita bahas dengan teman- teman DPW, para anggota legislatif tentang hal-hal yang harus dilakukan di Jakarta.
Jadi itu Pak, bismillah, hari-hari ini, sekarang hari Jumat nih, hari Jumat, tanggal 9. Insyaallah 20-an hari lagi kita bisa sama-sama menjemput proses awal untuk Pilkada Jakarta.
Pak Khoiruddin, itu titip salam untuk teman-teman semua di Jakarta. Salam takzim dan nanti kita jumpa pada waktu yang berikutnya ya.
Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Balasan pesan suara dari Khoirudin ke Anies
Pak Anies yang saya hormati, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih atas kiriman voice note ke saya, Khoiruddin, sebagai Ketua DPP PKS Jakarta.
Dan berikut saya kirim voice note ke Pak Anies yang saya hormati sebagai tanggapan pesan suara yang Pak Anies kirim ke saya.
Tapi entah bagaimana, malah sudah tersebar kemana-mana.
Sebagiannya malah dengan berbagai bumbu tidak sedap yang tidak sesuai dengan apa yang Pak Anies harapkan dalam voice note tersebut. Yaitu tidak munculnya saling berbantahan di publik.
Karena Pak Anies menegaskan dalam voice note itu bahwa Pak Anies tetap memposisikan PKS sebagai teman dalam perjuangan.
Dan karenanya Pak Anies menghormati apapun keputusan partai. Karena Pak Anies tentu masih ingat bahwa demi mencalonkan Pak Anies sebagai calon gubernur dalam Pilgub di Jakarta tahun 2017, PKS rela berkorban dengan menarik pencalonan kader utamanya yaitu Pak Mardani Ali Sera.
Bahkan ketika Pak Sandiaga Uno mundur dari Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk menjadi cawapres dan menyatakan bahwa Wakil Gubernur Jakarta menjadi jatah PKS dan ketika PKS tidak juga mendapatkan haknya itu, PKS tetap menjadi kawan Pak Anies hingga selesai Husnul Khotimah sebagai Gubernur Jakarta.
Dan bahkan mengusung sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024 bersama NasDem dan PKB.
Maka sebagai teman izinkan saya mengklarifikasi apa yang Pak Anies sampaikan pada pesan suara kemarin soal pemberian tenggat waktu 40 hari hingga tanggal 4 Agustus.
Para jubir mengambil kesimpulan dari fakta bahwa menurut Presiden PKS sudah sejak 20 Juni 2024 sudah menyampaikan secara langsung ke Pak Anies soal keputusan DPTP PKS yang mencalonkan Pak Anies sebagai calon Gubernur dengan calon Wakil Gubernurnya dari kader PKS yaitu Bapak Muhammad Sohibul Iman, PhD.
Dan mengingatkan bahwa PKS tidak bisa mengusung sendiri dan meminta Pak Anies juga untuk memastikan NasDem dan atau PKB untuk ikut mengusung pasangan ini.
Dan secara terbuka keputusan ini diumumkan oleh Presiden PKS pada tanggal 25 Juni 2024.
Dan untuk kedua peristiwa ini Pak Anies menyambut positif dengan menjawab langsung ke Presiden PKS maupun via rekaman dari Spanyol yang diunggah di Medsos.
Dari situ kami menyimpulkan bahwa Pak Anies sudah menerima keputusan DPTP PKS mencagubkan Pak Anies dengan Pak Sohubul Iman sebagai cawagubnya.
Maka ketika akhir Juli Presiden PKS dan PIC-nya menyampaikan keputusan PKS langsung ke Pak Anies, soal tenggat waktu 4 Agustus tentu bukan soal persetujuan Pak Anies terhadap Pak Sohibul Iman sebagai cawagub untuk Pak Anies melainkan keberhasilan Pak Anies untuk mendapatkan kepastian tambahan dukungan dari partai lain seperti Nasdem dan atau PKB.
Agar Pak Anies dan Pak Sohibul Iman dapat didaftarkan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.
Karena sejak awal tentu Pak Anies paham bahwa sekalipun PKS dengan 18 persen perolehan kursi DPRD jadi pemenang pemilu legislatif di Jakarta tahun 2024 tapi belum bisa sendirian mencalonkan gubernur.
Tidak seperti saat PKS menang pileg di Jakarta tahun 2004 yang lalu saat itu PKS menang dengan 24% sehingga bisa mencalonkan gubernur dan wakil gubernur secara sendirian.
Dan Presiden Ustadz Ahmad Syaikhu selain secara terbuka meminta Pak Anies untuk berusaha agar bisa mendapatkan tambahan dukungan, Juga Pak Ustadz Ahmad Syaikhu secara terbuka sudah memperjuangkan Pak Anies dan Pak Sohibul Iman agar bisa mendapat dukungan maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur dengan menyampaikan meminta dukungan dan dari pimpinan partai Nasdem, Perindo, PSI, PKB bahkan Gerindra sekalipun.
Tetapi sampai melewati tanggal 4 Agustus ketika PIC dari PKS menanyakan hasil perjuangan Pak Anies untuk mendapatkan kepastian dari Nasdem dan atau PKB untuk mencalonkan Pak Anies ternyata Pak Anies belum bisa mendapatkan kepastian.
Sementara dari pimpinan Nasdem, Pak Sahroni dan PKB Pak Jazilul Fawaid justru pada akhir Juli dan awal Agustus malah menyampaikan pernyataan terbuka yang mudah dipahami bahwa mereka tidak jadi, tidak melanjutkan dukungan pada Pak Anies sebagai calon gubernur di Jakarta.
Demikianlah fakta yang juga di PKS sampaikan yang juga didapatkan Sementara saya Khoirudin pernah sampaikan langsung ke Pak Anies agar kalau tidak menerima Pak Sohibul Iman maka Pak Anies bisa mengenakan jaket putih masuk sebagai kader PKS jadi nanti sebagai calon gubernur dari PKS sehingga bisa mengambil calon wakil gubernur dari luar PKS.
Tetapi waktu itu Pak Anies tidak menyambut positif ajakan tersebut malah menyampaikan keinginan Pak Anies untuk netral.
Demikian Pak Anies klarifikasi kami tentu kami tidak berharap adanya saling berbantahan tapi juga agar warga yang terlanjur mendapatkan sebaran voice note dari Pak Anies mendapatkan informasi yang seimbang dan yang sebenarnya.
Kami sepakat dengan Pak Anies perjuangan untuk wujudkan Jakarta yang maju kotanya dan bahagia warganya masih panjang dan perlu terus diperjuangkan oleh siapapun pemimpin Jakarta.
Apalagi dengan posisi Jakarta sekarang dengan adanya IKN tidak lagi absolut disebut sebagai DKI Jakarta tetapi menjadi DKJ.
Maka mari bersama-sama sebagai sahabat dan sesama warga Jakarta mari menguatkan ukhuwah menjauhkan fitnah dan menghidupkan demokrasi dengan saling menghormati apalagi kemarin saat ketentuan saat pertemuan di acara walimahan Ustadz Suhaimi (cek) anggota DPRD dari PKS, Pak Anies malah menyampaikan langsung ke saya Khoiruddin bahwa Pak Anies ridho menerima keputusan Partai PKS karena keputusan PKS memang hanya untuk kemasalahatan Jakarta dan warganya.
Terima kasih Pak Anies salam hormat dari kami untuk seluruh keluarga Wassalamualaikum Wr. Wb
Sumber: jawapos
Artikel Terkait
Ijazah Jokowi Palsu? Survei Buktikan Mayoritas Masyarakat Justru Tidak Percaya
Gibran Dinilai Cerdas & Visioner, Survei Buktikan 71% Publik Puas!
Rizal Fadillah Sebut Jokowi Tak Hafal Salam UGM, Tuduh Ijazah Palsu: Stop Tipu-tipu!
Program MBG Prabowo-Gibran: Capaian Spektakuler di Tahun Pertama!