“Tapi kenapa Prabowo mengebu-gebu mengatakan akan mengejar koruptor hingga ke antartika, ini sajalah yang dulu dikejar, korupsi Menhan,” pintanya.
Salah satu pernyataan yang mengejudkan adalah alasan Megawati tidak menyukai Luhut Binsar Pandjaitan dan Megawati Soekarno Putri juga keberatan jika Luhut masuk di kabinet Jokowi.
Hal tersebut dikarenakan buntut dari pertikaian antara Megawati dengan Gus Dur dan saat itu Luhut berada di pihak Gus Dur.
“Luhut itu tidak sekuat Prabowo bahkan akan di peti es kan serta akan disingkirkan Faisal Tanjung,” kenang Panda.
Panda mengenang bagaimana Jokowi melakukan puja puji terhadap Megawati saat dulu masih diusung oleh PDIP.
“Saat itu bagaimana takutnya Jokowi dengan Megawati dan hingga aku ajari dia buat lawan Megawati,” terangnya.
“Ku ajari dia, ku ajari dia melawan Mega,mungkin berdosa juga aku, tapi dia punya hak prerogratif sebagai seorang Presiden,” paparnya.
“Tapi siapa yang akan kenal dengan Jokowi jika tidak diteken oleh Mega, siapa yang tahu dengan si Kurus dari Solo,” jelasnya.
“Tapi tolong juga berbudaya dan beretika juga,” tegasnya.
Panda menyampaikan akhirnya dirinya menjauh dari Jokowi karena permasalahan permintaan menjadi Presiden 3 periode.
“Aku menjauh karena bohongnya, dia bilang tidak meminta untuk tiga periode,” ungkapnya.
“Selain itu yang telak adalah pengakuan Jokowi terkait 25 investor di IKN, namun dia tidak merasa bersalah,” ungkap Panda.
“Aku diberitahu Ahok, 5 kali dia disuruh Jokowi untuk ngomong ke Mega, sampai Ahok cerita 5 bulan hingga setengah tahun tidak diajak ngomong Jokowi dan saat itu Ahok sedang menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina,” paparnya.
“Ahok menyampaikan pesan dari Jokowi ke Mega dan Ahok dimarahi Ibu, bahkan hampir tidak diterima lagi dia,” kenangnya.
Sumber: Disway
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara