Andi menjelaskan, saat itu Fakultas Kehutanan UGM memang belum memiliki pembagian jurusan seperti sekarang.
“Dahulu jurusan belum ada. Jadi hanya tertulis Fakultas Kehutanan. Mungkin ijazah Pak Jokowi itu cetakan lama, makanya kolom jurusan dikosongkan,” jelasnya.
“Sempat ada jurusan, tapi sekarang tidak ada lagi. Jadi wajar kalau kolom jurusan dikosongkan.”
Andi bahkan menambahkan bahwa ijazah miliknya memiliki banyak kesamaan dengan ijazah Jokowi, mulai dari nomor, jenis font, hingga cap resmi universitas.
“Kalau ijazah Pak Jokowi disebut palsu, berarti ijazah saya juga palsu. Padahal kami sama-sama lulusan UGM,” ujarnya dengan nada membela.
Sebagai pelengkap pernyataannya, Andi mengungkap bahwa dirinya masih menyimpan transkrip nilai kuliah.
Ia juga mengutip pernyataan Guru Besar Hukum Pidana UGM, Marcus Priyo Gunarto, yang menegaskan bahwa ijazah termasuk data pribadi yang tidak bisa diminta sembarangan tanpa perintah hukum.
“Pak Jokowi tidak wajib menunjukkan ijazahnya. Itu data pribadi. Beliau akan buka jika ada perintah pengadilan,” terang Andi.
Di tengah polemik yang juga menyeret nama baik UGM sebagai lembaga penerbit, Andi menyampaikan kepercayaannya terhadap integritas kampus tersebut.
“Kami percaya UGM punya standar tinggi. Tidak mungkin UGM mengeluarkan ijazah palsu,” tutupnya, menanggapi isu yang terus bergulir.
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara