Alhasil, Sri Lanka mencari bantuan keuangan dari negara tetangga seperti India dan China, termasuk dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, yang menjabat pada Mei, menekankan tugas monumental yang dia hadapi dalam membalikkan ekonomi yang dia katakan sedang menuju "titik terendah."
Orang-orang Sri Lanka menghadapi nasib yang tidak dapat dibayangkan. Mereka bisa makan karena kekurangan bahan pangan dan harus mengantre berjam-jam untuk mencoba membeli bahan bakar minyak (BBM) yang langka.
Situasi tersebut adalah kenyataan pahit bagi negara yang ekonominya tumbuh dengan cepat, kelas menengan tumbuh dan nyaman, hingga krisis terakhir semakin dalam.
Seberapa serius krisis di Sri Lanka dapat diukur salah satunya dengan kelangkaan pangan dan potensi kelaparan nasional.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid