Waspada! Digitalisasi Sektor Keuangan Tingkatkan Serangan Siber Hingga 86,70%

- Selasa, 17 Mei 2022 | 20:40 WIB
Waspada! Digitalisasi Sektor Keuangan Tingkatkan Serangan Siber Hingga 86,70%

“Kita perlu mengelola karyawan baik yang masih bekerja maupun yang sudah selesai bekerja dengan perusahaan terkait dengan account dan akses terhadap sistem-sistem kritikal yang ada di perusahaan. Seringkali, kita lupa menghapus kredensial atau akses privilege yang mereka punya,” paparnya. Baca Juga: Mitigasi Kejahatan Siber, ICAEW: Cybercrime Akan Hadir Selama Trend Hybrid

Untuk meminimalisir hal ini, Multipolar Technology menawarkan pendekatan baru dalam deteksi keamanan siber, yaitu dengan pemanfaatan solusi IBM Security. Oky mengungkapkan, IBM Security bisa memangkas deteksi dan penyelesaian anomali siber dari beberapa hari atau minggu menjadi hitungan menit atau jam saja. Hal ini karena IBM Security memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) dalam deteksi anomali siber yang ada.

“Analisa akan dilakukan otomatis oleh AI. Tim nantinya akan diberikan sugesti oleh AI tersebut terkait remediasi yang perlu dilakukan, sehingga akan mempercepat waktu penyelidikan insiden. Tim SOC (Security Operations Center) bisa melakukan remediasi dan memperbaiki sistem secepatnya tanpa melibatkan banyak pihak,” tukas dia.

Sebagaimana diketahui, tren teknologi digital saat ini semakin canggih serta mengalami peningkatan penggunaan selama era pandemi Covid-19, khususnya pada perbankan dan keuangan. Namun, dibalik kemajuan teknologi tersebut, terdapat sisi lain yaitu dampak negatif yang biasanya dikenal dengan istilah cyber threats. Pasalnya serangan cyber threat juga semakin canggih sehingga perlu ditingkatkan juga terkait keamanan para pengguna. 

Cyber threats dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan memanfaatkan celah teknologi untuk kepentingan pribadi yang merugikan orang lain. Untuk itu, dalam menghadapi keamanan siber tersebut, terdapat 4 pilar penting yang harus diperhatikan dalam digital transformation, yaitu dari sisi tata kelola, strategi koordinasi teknologi, implementasi keamanan, serta fungsi-fungsi kerja dalam organisasi.

Dalam pemaparannya, Indra Permana Rusli, selaku Brand Technical Specialist IBM Security Indonesia menyampaikan bahwa penerapan teknologi saat ini berimbang dengan peningkatan cyber threat, semakin canggih teknologi yang dikembangkan, semakin kreatif juga tipe penyerangannya. Baca Juga: Anggota DPR Sebut Ancaman Kejahatan Siber jadi Tantangan Utama Pengguna Ruang Digital

"Dalam laporan IBM Security X-Force Threat Intelligence Index 2022, berdasarkan data riset tahun 2021, dilaporkan terdapat 3 tipe penyerangan yang seringkali kita temukan yaitu ransomware, phishing, dan data attacks. Dalam riset yang sama disebutkan bahwa dengan persentase sebanyak 41%, phishing merupakan jalur masuk yang seringkali digunakan dalam penyerangan siber," jelasnya.

IBM Indonesia memiliki kerangka kerja tersendiri yang dikembangkan dari konsep tersebut, yang disebutnya sebagai IBM Security Shield. Terdiri dari 4 domain yakni Align, Protect, Manage dan Modernize. "Guardium sendiri merupakan salah satu bagian solusi dari IBM Security (Protect) yang berfokus pada penerapan Data Security, yang diharapkan mampu memenuhi 5 hal terkait pengamanan data, yaitu pada proses Discover, Protect, Analyze, Respond, dan Comply," tutupnya.

Sumber: genpi.co

Halaman:

Komentar

Terpopuler