Kemudian, Refly Harun pun mengutarakan dari versi keluarga Brigadir J.
"Tapi kalau luka menurut versi pengacara keluarga Yosua, ada luka sayat di bibir, yang memang kita lihat gambarnya, luka sayat di hidung yang kita lihat juga gambarnya, luka sayat di bawah mata juga terlihat telinga dalam bengkak tidak terlihat ya kemarin itu waktu. Belakang telinga robek sekitar satu jengkal tidak terlihat, luka sayat di leher tidak terlihat, luka di pundak lebam di perut kanan dan kiri, kemudian dan jari manis dan kelingking patah, dan luka tusuk di bawah betis," ungkap Refly Harun.
Beredarnya versi soal kematian Brigadir J, seakan tidak konsisten bagi Refly Harun.
Baca Juga: Terkuak! Lokasi Ferdy Sambo Tes PCR Jaraknya Hanya 500 Meter dari TKP, Refly Harun: Hasil Otopsi Bisa Jadi Ada Titik Terang
"Ini saja tidak tidak konsisten ya, kenapa tidak konsisten karena tadi ceritanya tentang tembak-menembak, kemudian bersarang roboh ya apakah perlu dalam kondisi roboh tersebut harus ditembak lima kali," ucapnya.
Sementara itu, mencuatnya pertanyaan soal kronologi versi pihak kepolisian yang mengacu pada memang terjadinya tembak menembak. Namun, menurut Refly Harun ada yang membuat bingung soal jumlah tembakan yang ditujukan pada Brigadir J.
"This is the question, ya kan kalau misalnya lima peluru yang bersarang, apahkah iya perlu lima peluru untuk memastikan bahwa yang bersangkutan mati. Apakah justru karena ini rekan sendiri ketika sudah roboh ya tentunya akan tembakan ditahan misalnya. Atau Intinya kalau sudah cukup dengan satu peluru kenapa harus dengan 5 peluru," imbuh Refly Harun.
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid