"Padahal setiap kali transaksi tiket online Ferizy saja,masyarakat sebagai konsumen sudah dikenakan biaya administrasi Rp2.500. Biaya ini seharusnya tidak boleh dikutip dari konsumen sebab pelayanan pembelian tiket sudah dibebankan kepada konsumen dengan membayar uang jasa kepelabuhanan yang cukup besar. Akibatnya, muncul ratusan kios penjual tiket yang mengais keuntungan dari tambahan biaya tiket di sekitar pelabuhan, kios-kios itu bukan travel agent resmi yang terdaftar di Kementerian Pariwisata," ungkap mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.
Dari pantau Polhukam.id di Google Play, beberapa aplikasi yang diduga milik ASDP, seperti aplikasi Ferizy, ASDP Seru, dan ASDP Mecer memiliki rating penilaian cukup rendah antara di angka 3.3, 2.9, bahkan belum memiliki nilai rating.
Berbagai ulasan yang diberikan di kolom penilaian aplikasi tersebut, di antaranya:
"Pengalaman pake aplikasi ini, giliran order kuotanya penuh, sedangkan calo-calo di pinggiran jalan bisa dengan mudahnya akses, trus apa fungsinya," tulis @Asef Novanto.
"1 Aplikasi masih ada bug,ketika mengisi biodata selalu loncat ke menumian screen, screen tidak user friendly. 2 Tidak efsien, tidak ada pilihan kapal jenis apa (brand, fasilitas yg digunaka. 3. Terlalu banyak aturan. 4. Untuk login menyulitkan," tulis @Rini Hilmayanti
"Aplikasi yang cukup membantu, cuma kalu yang belum faham pasti pusing karena banyak dalam pengisian data yang wajib diisi," tulis akun @Rokhman Mandala.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid