Oleh: Damai Hari Lubis
Pengamat Hukum & Politik Mujahid 212
Isyarat perumpamaan pada judul dibagian frase pertama merupakan majas cerdas dan ketegasan, namun pada frase kedua hanya ungkapan seorang yang sekedar " merajuk " yang amat bisa terbuai jika diiming - imingi.
Namun keseluruhan judul, komprehensif sebagai penolakan kepada jatidiri sosok bakal capres pada pemilu 2024.
Tentunya lahirnya kalimat, " Prabowo Is Finish," memiliki data empirik dan menunjukan eksistensi kausalitas hubungan antara Kelompok 212 dengan Prabowo Subianto/ PS saat pra dan pasca pemilu pilpres 2019 yang dirasakan sungguh menyakitkan bagi Kelompok 212, karena 212 dan termasuk barisan " Emak - Emak ", merasa ditinggalkan oleh PS yang bergabung " dengan eks seterunya " Jokowi/ Jkw.
PS tidak cukup tinggalkan 212 dan simpatisannya dengan cara bergabung dengan Presiden Jokowi sebagai pembantunya di sektor Menteri Pertahanan/ Menhan di kabinet Indonesia Maju, namun banyak statemen PS yang kontradiktif dengan realitas diskresi dan attitude negatif Jokowi yang banyak negatif dirasakan bangsa ini.
Estimed publik, Jkw telah melakukan 100 lebih kebohongan, serta tanpa kejelasan bantahan terhadap isu utang negara yang subtansial mencapai 20.000 triliyun rupiah. Selebihnya, pasca pilpres 2019 terhadap kebijakan Jokowi pada Era 2014 - 2019 yang sebelumnya PS nyatakan, politik Jkw membahayakan perekonomian dan pertahanan terhadap bangsa dan tanah air, sebaliknya justru PS tidak konsisten, malah PS angkat kesaksian bahwa Jokowi " is right track ", PS akan " meniru gaya kepemimpinannya ", Jokowi " lebih cerdas dari dirinya ".
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid