Kedua puisi yang dibacakan Kiai Munib dan Kiai Tafsir sama-sama mengecam kebiadaban Bangsa Israel yang sudah hilang rasa kemanusiaannya membombadir Jalur Gaza, membunuh rakyat Palestina yang tinggal di kawasan itu yang notabene tidak ikut dalam peperangan.
Puisi yang dibaca Kiai Tafsir adalah karangan sendiri yang dibuat selama 30 menit, pada Selasa sore atau sekitar 2 jam sebelum dibacakan.
Kakanwil Kemenag Musta’in Ahmad dalam sambutannya mengatakan untaian doa dan puisi kini menjadi spirit bagi pertumbuhan perkembangan kemajuan bangsa, sekaligus dalam waktu yang sama yang dihadapi oleh bangsa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kasus-kasus sosial yang muncul dengan agama bisa terselesaikan melalui dialog-dialog yang baik. Program-program pemerintah program nasional yang dihadirkan untuk segera menyambut Indonesia merdeka yang bersatu berdaulat adil dan makmur.
“Itu program-program nasional berjalan dengan baik lancar dan sukses. Kita bersyukur dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila di mana sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa menginspirasi sila-sila berikutnya. Kehidupan kita berjalan dengan damai rukun dan harmonis,” katanya.
Musta’in Ahmad menjelaskan betapa kita tidak bisa menghitung berapa jumlah nikmat yang telah diberikan Allah SWT, Tuhan YME, yakni nikmat kemerdekaan.
“Belum semua bangsa di dunia ini menikmati suasana kemerdekaan yang damai dan rukun sebagaimana Bangsa Indonesia.”
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: ayosemarang.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid