Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia, dalam siaran pers di Jakarta, dikutip Jumat (3/6/2022), mengatakan, "Kenaikan suku bunga The Fed tentunya akan memberikan dampak kepada Indonesia, salah satunya pada nilai tukar rupiah, di mana rupiah akan terdepresiasi atau melemah. Akan tetapi, kekuatan nilai tukar tidak hanya dapat ditentukan oleh faktor global, tetapi juga fundamental ekonomi suatu negara."
"Oleh karena itu, pemerintah dan Bank Indonesia harus bersiap diri. Di sisi APBN, pelemahan rupiah dapat membebani pembayaran utang dan obligasi dalam dolar, sedangkan dari sisi moneter BI harus dapat menjaga volatilitas dan arus modal asing sehingga pelemahan rupiah dapat tertahan pada level yang masih tergolong aman," lanjutnya.
"Pemulihan ekonomi dan kuatnya fundamental Indonesia akan tetap menjadi penopang pasar saham dan obligasi Indonesia ke depannya," tutup Johanna.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid