Bukukan Kinerja Apik di Kuartal-I 2022, Pertumbuhan Kredit BRI Lampaui Perbankan Nasional

- Sabtu, 14 Mei 2022 | 16:40 WIB
Bukukan Kinerja Apik di Kuartal-I 2022, Pertumbuhan Kredit BRI Lampaui Perbankan Nasional

"Alhamdullilah, pertumbuhan kredit kita sebesar 7,4% YoY menjadi Rp1.075,9 triliun di kuartal-I 2022. Ini lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang sebesar 6,65%," paparnya dalam acara Halal Bihalal Pemimpin Redaksi Bersama CEO, Board of Directors serta SEVP BRI di Jakarta, Jumat (13/5/2022).

Sunarso juga mengungkapkan bahwa penyaluran kredit BRI kepada seluruh segmen UMKM bertumbuh 13,6% yang ditopang oleh segmen mikro, segmen konsumer, dan segmen kecil.

Baca Juga: Tuai Hasil Transformasi, Kinerja BRI Group Cemerlang

"Pertumbuhan penyaluran kredit BRI kepada segmen UMKM itu tumbuh 13,6%. Penopang utamanya ada di segmen mikro yang meningkat 13,6%, segmen konsumer yang naik 4,6%, dan segmen kecil yang tumbuh 8%," ujarnya.

Emiten berkode BBRI ini juga mencatatkan kinerja ciamik dalam menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK). Sampai akhir kuartal-I 2022, BRI telah berhasil menghimpun DPK sebesar Rp1.126,5 triliun DPK atau tumbuh 7,4%. Aset BRI pun tumbuh 9% menjadi Rp1.650 triliun.

Selain itu, beban biaya dana (cost of fund) BRI dengan nilai 1,7% adalah yang terendah sepanjang sejarah berdirinya BRI. Current account saving account (CASA) melonjak dari 58,9% di kuartal-I tahun lalu menjadi 63,6% di kuartal-I 2022 ini. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan simpanan giro menjadi Rp227,6 triliun atau melonjak 30,9%.

Baca Juga: Investor Hengkang Bawa Pulang Cuan Ratusan Miliar Rupiah: Saham BCA, BRI, hingga BNI Paling Parah!

Tidak hanya itu, nilai tabungan naik Rp489,3 triliun atau 10,2%, pendapatan komisi meningkat 12,1% dari Rp4,1 triliun di periode sama tahun lalu menjadi Rp4,6 triliun, laba meroket 78,1% menjadi Rp12,2 triliun, dan loan to deposit ratio (LDR) yang terjaga pada kisaran 80%-87%.

Bos BRI ini pun berbagi cerita kesuksesan yang dibukukan BRI. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan transformasi yang dilakukan oleh bank plat merah ini. Sunarso pun mengatakan bahwa membangun sistem adalah kata kunci.

"Transformasi akan sukses jika 4 hal ini terpenuhi. Pertama, jelas objek yang di-transform. Kedua, ada pemimpin yang menggerakkan [transformasi]. Ketiga, ide-ide transformasi diutarakan dan dilaksanakan oleh seluruh tim. Keempat, transformasi itu harus menjadi mekanisme sistem. Itu yang saya pegang selama saya mentransformasi BRI. Maka, membangun sistem adalah kata kunci. Saya katakan, apa yang mau di-transform obyeknya? Digital dan culture," imbuhnya.

Sunarso kemudian menceritakan mengenai proses transformasi digital yang dilakukan oleh BRI.

"Yang dimaksud digital itu apa? Digital itu ada dua. Pertama, mendigitalkan business process untuk dapat efisiensi. Kedua, membuat business model baru, mendigitalkan business model, yang artinya mengadakan business model yang sebelumnya tidak ada untuk meng-create value baru. Jadi, digitalisasi business process untuk mendapatkan efisiensi, digitalisasi business model untuk meng-create value baru dengan cara yang baru. Itu digital," katanya.

Halaman:

Komentar