Misterius! Hal-hal Yang Jadi 'Pertanyaan Besar' di Kasus Baku Tembak di Rumah Kadiv Propam Polri

- Rabu, 13 Juli 2022 | 16:30 WIB
Misterius! Hal-hal Yang Jadi 'Pertanyaan Besar' di Kasus Baku Tembak di Rumah Kadiv Propam Polri

Brigadir Yosua justru malah meletuskan tembakan ke arah Bharada E setelah ditanya kenapa ada di kamar pribadi Irjen Sambo. Baku tembak pun terjadi, Brigadir Yosua tewas di lokasi.

Kenapa Kasus Tak Ditangani Mabes Polri?

Kasus polisi tebak polisi ini tengah diselidiki Polres Metro Jakarta Selatan. 

Publik sempat mempertanyakan, kenapa kasus ini tak ditangani Bareskrim Polri.

Sebab kasus ini, melibatkan jenderal bintang dua yang istrinya diduga menjadi korban pelecehan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan akan menggandeng pihak eksternal yakni Kompolnas dan Komnas HAM untuk membantu menyelidiki kasus polisi tembak polisi yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam.

Hal itu dilakukan agar kasus tersebut bisa terungkap dan diselidiki secara transparan, objektif dan bisa lebih terang.

“Kami juga sudah menghubungi rekan-rekan dari luar dalam hal ini adalah Kompolnas dan Komnas HAM terkait dengan isu yang terjadi,” kata Sigit di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (12/7).

“Sehingga di satu sisi tentunya kita mengharapkan bahwa kasus ini bisa dilaksanakan secara transparan, objektif, dan tentunya karena khusus menyangkut masalah anggota, kami juga ingin peristiwa yang ada ini betul-betul bisa menjadi terang,” tambahnya.

Baku Tembak Tapi Bharada E Tak Terluka

Publik juga bertanya-tanya soal kondisi Bharada E yang tak mengalami luka saat baku tembak. 

Apalagi dijelaskan bahwa Brigadir Yosua berhadapan dengan Bharada E.

Merujuk keterangan Kapolres Jaksel Kombes Budhi Herdi, Brigadir Yosua setelah keluar dari kamar menenteng senjata. 

Lalu dipergoki Bharada E yang berlari ke kamar karena mendengar teriakan Putri Sambo.

“Tadi sudah saya jelaskan bahwa saat Brigadir J [Yosua] melakukan penembakan terhadap Bharada RE dia memegang senjatanya dengan menggunakan 2 tangan,” kata Budhi kepada wartawan di Mapolres Jaksel, Selasa (12/7).

“Dan disampaikan pula tadi ada peluru yang kena ke jari Brigadir J itu sendiri yang kemudian tembus dan mengenai bagian tubuh yang lain,” tambahnya.

Dalam kondisi berlari menuju kamar, apa Bharada E juga sambil menenteng senjata? Bila dia bertemu berhadap-hadapan dengan Brigadir Yosua yang memegang senjata api, bisa dibayangkan yang terjadi pada Bharada E.

Budhi sempat bercerita, Bharada E sempat menghindar di balik tangga rumah. Tangga itu berbentuk leter L sehingga ada ruang untuk menghindar dari tembakan.

Brigadir Yosua tentu bukan polisi sembarangan, apalagi sebagai pengawal jenderal. 

Tentu dia memiliki kemampuan menembak dan menggunakan senjata api. Paling tidak dia akan sering berlatih. 

Apa mungkin tangannya bisa terluka hingga putus karena menembakkan senjata?

Brigadir Yosua Sebagai Sopir dan Pengawal

Tak semua polisi bisa menjadi sopir dan pengawal seorang jenderal. 

Tentu hanya orang pilihan yang loyal dan setia. Apalagi, Yosua sudah ikut Irjen Ferdy Sambo sudah lebih dari 1 tahun.

Publik bertanya-tanya, apa iya seorang Yosua, seperti terlihat dalam foto-fotonya beredar di publik, tampak bangga dan hormat dengan Irjen Ferdi, kemudian berani-beraninya masuk ke kamar istri orang yang dibanggakannya?

Polri adalah organisasi yang memiliki jalur hierarki yang jelas dan tegas. 

Karena itu, publik bertanya juga, apa iya seorang Brigadir berani berbuat nekat masuk ke dalam kamar istri seorang jenderal?

Mengapa Yosua yang masih muda nekat mengorbankan kariernya sebagai polisi, lalu masuk ke kamar istri jenderal? 

Apalagi seorang sopir dan pengawal taat dan patuh pada atasan. Pertanyaan-pertanyaan ini masih muncul di benak publik.

Kapolri Bikin Tim Khusus

Kapolri Jenderal Listyo Sigit menyadari akan isu liar, dan bahkan bisa menjadi bola liar bagi Polri.

Kapolri mengambil keputusan tepat dengan membentuk tim khusus yang digawangi Wakapolri dan Irwasum, dua jenderal bintang tiga. Belum lagi, ada Kompolnas dan Komnas HAM.

Tentu keberadaan tim ini diharapkan bisa memberi jawaban kepada publik. 

Agar isu liar seperti yang disebutkan Kapolri, tak menjadi bumerang yang mengganggu kepercayaan masyarakat ke Polri.

“Kami juga sudah menghubungi rekan-rekan dari luar dalam hal ini adalah Kompolnas dan Komnas HAM terkait dengan isu yang terjadi,” kata Sigit di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (12/7).

“Sehingga di satu sisi tentunya kita mengharapkan bahwa kasus ini bisa dilaksanakan secara transparan, objektif, dan tentunya karena khusus menyangkut masalah anggota, kami juga ingin peristiwa yang ada ini betul-betul bisa menjadi terang,” tambahnya.

Namun, sampai saat ini Polri belum berkomunikasi resmi dengan Komnas Ham dan Kompolnas. 

Sehingga belum jelas apa saja yang akan didalami oleh tim gabungan ini.

Sementara kasus yang dilaporkan istri Sambo kepada Brigadir Yosua ada 2. 

Pertama soal percobaan pembunuhan, kedua soal kekerasan terhadap perempuan.

Sumber: kumparan.com

Halaman:

Komentar

Terpopuler