Geger! CERI Bongkar Fakta Mengejutkan Eks Petinggi Pertamina, Blending BBM Tak di Kilang?

- Jumat, 28 Februari 2025 | 14:35 WIB
Geger! CERI Bongkar Fakta Mengejutkan Eks Petinggi Pertamina, Blending BBM Tak di Kilang?

Mantan petinggi Kilang Pertamina International menyoroti perlunya efisiensi dalam pengelolaan bahan bakar minyak (BBM).


Ia menegaskan bahwa proses blending seharusnya hanya dilakukan di kilang, bukan di pihak ketiga yang fasilitasnya tidak memadai dan tidak berstandar internasional.


Menurutnya, kilang Pertamina telah memiliki teknologi canggih yang dapat memproduksi berbagai varian bahan bakar, mulai dari RON 88, RON 90, RON 92, RON 98, hingga lebih dari RON 100.


Produk yang dikirim ke Pertamina Patra Niaga pun harus sesuai dengan ketentuan Ditjen Migas, seperti Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo.


"Proses blending di kilang sudah melalui prosedur baku, dikendalikan secara digital, dan diawasi laboratorium quality control tersertifikasi dengan alat uji oktan yang sama dengan Lemigas," ujar Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman.


Menurutnya, Pertamina Patra Niaga sebaiknya menerima produk jadi atau mengadopsi efisiensi produksi yang lebih baik.


"Kan bisa impor, kirim ke kilang untuk dilakukan blending, dan fee blending tetap masuk ke kilang. Jangan malah diberikan ke pihak ketiga yang belum tentu memenuhi standar," tegas Yusri.


Ia juga menyoroti perlunya audit terhadap fasilitas pihak ketiga yang melakukan blending.


"Coba periksa apakah sarana dan prasarana mereka memenuhi syarat? Apakah hasil blending mereka sudah dikomparasi ke laboratorium Lemigas? Itu harus dicek," lanjutnya.


Sebagai solusi, Yusri menyarankan agar semua produksi dan pembelian dilakukan langsung di kilang.


Sementara Pertamina Patra Niaga fokus mengirimkan produk jadi ke konsumen.


"Bahkan lebih baik kalau kilang dan Patra Niaga dilebur menjadi satu Sub Holding Hilir. Ini akan menciptakan satu entitas bisnis yang lengkap, produsen sekaligus marketing," ujarnya.


Namun, ia menilai Pertamina International Shipping (PIS) tidak perlu digabung untuk saat ini.


"Alat angkut bisa outsourcing, tidak harus lewat PIS kalau memang lebih murah," pungkasnya.


Sumber: VIVA

Halaman:

Komentar

Terpopuler