Sedemikian dahsyatnya serangan pada hari Selasa (21/6/2022), aktivitas di pabrik itu seketika berhenti total.
Serangan ini terjadi saat Teheran bersiap untuk kembali ke pembicaraan nuklir dengan kekuatan dunia.
Tidak diketahui seberapa besar dampaknya terhadap ekonomi Iran, dan bahkan industri militer atau nuklir.
Kelompok hacktivist yang menamakan diri Predatory Sparrow mengeklaim sebagai dalang dari serangan siber itu.
Kelompok yang sama juga adaah pelaku dari peretasan besar-besaran di Iran pada Oktober 2021.
Kepada Jerusalem Post, pakar siber Universitas Tel Aviv Omree Wechsler memberikan analisis mengenai serangan itu.
Dia mengatakan,karena sifat dari sistem industri besar, maka kemungkinan akan membutuhkan penetrasi intelijen terhadap fasilitas, berpotensi juga secara fisik.
Dalam hal ini, mungkin ada hubungan antara Predatory Sparrow dengan badan intelijen yang kuat – seperti misalnya Mossad.
Sementara itu, Check Point berspekulasi bahwa beberapa kelompok hacktivist anti-Iran mungkin mendapatkan bantuan dari negara-negara bangsa.
Selain Israel, Iran bisa berada di bawah serangan dunia maya oleh AS, Saudi, UEA, dan lainnya dengan kemampuan dunia maya yang signifikan.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Capres Kolombia Miguel Uribe Meninggal Dua Bulan Setelah Ditembak
Filipina Nyatakan Siap Perang jika Terseret Konfrontasi China vs Taiwan
Capres Kolombia yang Ditembak di Kepala Juni Lalu Meninggal Dunia
Netanyahu Klaim Israel Kalah Perang Propaganda, Salahkan Bot dan Algoritma Media Sosial