Mengutip buku seorang konsuler Rusia yang bertugas di Lebanon saat itu, Syekh Alfuli menekankan bahwa proses kristenisasi ini bersifat gradual.
"Kristenisasi di keluarga Shihab itu tidak terjadi dalam waktu sehari semalam, tetapi terjadi bertahap dan mulai ketika keluarga Shihab mulai menyepelekan urusan agama," kata Syekh Alfuli mengutip buku konsuler Rusia itu.
Bahkan di era Yusuf yang masih Muslim, benih perubahan itu telah ditanam.
"Di zaman Yusuf As-Shihabi ada seorang pangeran dari keluarga Sjihab masuk Nasrani Maronit. Tetapi secara diam-diam... Pangeran itu namanya pangeran Ali," bebernya.
Puncak drama terjadi pada masa pemimpin paling terkenal dari dinasti ini, Basyir II, yang berkuasa selama 50 tahun.
Dialah pemimpin pertama keluarga Shihabi yang menjadi Nasrani, namun melakukannya dalam kerahasiaan total.
Di depan publik, ia menampilkan citra seorang pemimpin Muslim yang taat.
Bahkan kadang-kadang dia mengimami salat Jumat di Lebanon. Tetapi secara diam-diam di dalam istananya dia melaksanakan ibadah Nasrani Maronit.
"Dia itu suka rokok, tetapi pas bulan Ramadan dia sengaja meninggalkan rokok supaya masih terlihat muslim yang taat di depan orang lain," kata Syekh Alfuli.
Kelihaiannya dalam menjalani kehidupan ganda ini sempat nyaris terbongkar.
"Pernah ketahuan diam-diam ada ibadah Nasrani di dalam istananya sampai warga mulai heboh. Ada apa? Kenapa pemimpin kami yang muslim di dalam istananya ada ibadah Nasrani?"
Dengan cerdik, Basyir II berhasil meredam gejolak itu.
Dia menjelaskan kepada warga bahwa dia itu masih muslim tetapi dia punya seorang istri Nasrani maronit di mana dia melaksanakan ibadahnya di dalam istana.
Alasan ini diterima karena pada masa itu, pernikahan beda agama di kalangan pemimpin adalah hal yang lumrah.
Barulah setelah Basyir II meninggal dunia, tabir itu benar-benar tersingkap.
"Setelah dia meninggal dunia, keluarganya mulai terang-terangan menyampaikan bahwa mereka itu pindah agama, bahwa mereka itu menjadi Nasrani," ujar Syekh Alfuli.
Transformasi dinasti yang berawal dari seorang panglima di zaman Khalifah Umar bin Khattab ini mencapai puncaknya di era modern.
"Sampai di tahun 1958 ada presiden Lebanon yang ketiga yang namanya Fuad Shihab. Dia presiden Lebanon ketiga setelah kemerdekaan. Dia itu secara resmi seorang Nasrani maronit," ujarnya.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur