Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 20 Agustus 2025.
Harta kekayaan pria yang akrab disapa Noel ini menjadi sorotan publik.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), terlihat ada lonjakan drastis kekayaannya.
Noel tercatat 3 kali melaporkan harta kekayaannya pada KPK, yakni pada 2020, 2021 dan 2024.
Pada 2020, Noel melaporkan harta kekayaannya saar awal menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Mega Eltra milik BUMN PT Pupuk Indonesia Grup.
Saat itu harta kekayaannya mencapai angka Rp2,9 miliar.
Kemudian setahun menjabat, Noel menjabat sebagai Komisaris Utama di BUMN yang sama dan secara periodik melaporkan harta kekayaannya menjadi Rp4,8 miliar.
Vakum tak melaporkan harta kekayaannya, Noel kembali tercatat dalam LHKPN pada 31 Desember 2024.
Dalam laporannya, tertulis per 17 Januari 2025 hartanya sudah mencapai Rp17,6 miliar lebih.
Lalu apa saja aset yang dimilikinya?
Dari LHKPN terbarunya, pria kelahiran Riau, 22 Juli 1975 ini memiliki 5 aset tanah dan bangunan dengan total harganya Rp12,1 miliar.
Tanah dan bangunan itu tersebar di Kota Depok dan Bogor.
Dikenal sebagai kolektor motor dan mobil, dia memiliki 5 jenis kendaraan dengan total harga Rp3,3 miliar.
Berikut ini deretan kendaraan mewah dan mahal milik Wamenaker Noel:
1. Mobil Mitsubishi Pajero tahun 2020 seharga Rp500 juta
2. Mobil Kia Picanto tahun 2015 seharga Rp90 juta
3. Motor Yamaha NMax tahun 2015 seharga Rp16 juta
4. Mobil Toyota Fortuner tahun 2022 seharga Rp430 juta
5. Mobil Toyota Land Cruiser 300 VX tahun 2023 seharta Rp2,3 miliar.
Sementara itu aset lain yang dilaporkan berupa harta bergerak lainnya sebanyak Rp109 juta serta kas dan setara kas sebanyak Rp2 miliar.
Di tahun 2021 atau tiga tahun sebelumnya , asetnya belum sebanyak itu. Tanah dan bangunan miliknya baru mencapai Rp3,9 miliar dan semuanya berada di Depok.
Kendaraan yang dimilikinya juga masih sedikit, hanya tiga yang ditotal seharga Rp606 juta.
Yang membedakan juga, kas dan setara kas sebanyak Rp224 juta.
Sementara itu yang bisa dibilang sama adalah harta bergerak lainnya senilai Rp109 juta.
Nilai harta bergerak ini yang dari 3 tahun lalu tak bertambah atau berkurang.
Yang dimaksud dengan harta bergerak lainnya itu adalah berupa perabotan rumah, barang elektronik, perhisan dan logam mulia, barang koleksi, barang persediaan, termasuk peralatan olahraga dan penunjang hobi.
Karier Immanuel Ebenezer
Bisa sekaya itu kira-kira seperti apa karier Immanuel Ebenezer selama ini?
Dia memiliki rekam jejak karier yang beragam di dunia politik dan bisnis di Indonesia.
Noel lahir di Riau pada 22 Juli 1975. Ia meraih gelar sarjana ilmu sosial dari Universitas Satya Negara Indonesia pada tahun 2004.
Immanuel Ebenezer dikenal luas dalam dunia politik sejak menjadi Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (JoMan), sebuah kelompok relawan yang mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.
Pada Pilpres 2024, dia awalnya mendukung Ganjar Pranowo melalui relawan Ganjar Mania, namun kemudian beralih mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, membentuk relawan Prabowo Mania 08.
Noel juga bergabung dengan Partai Gerindra dan sempat mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif (caleg) pada Pileg 2024 dari daerah pemilihan Kalimantan Utara, meskipun tidak lolos.
Noel pernah menjabat sebagai komisaris di anak perusahaan BUMN PT Pupuk Indonesia (Persero), yaitu PT Mega Eltra, dari Juni 2021 hingga Maret 2022.
Pada Oktober 2024, Immanuel Ebenezer diangkat sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan di Kabinet Merah Putih di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Sumber: suara
Foto: Wakil Menteri Tenaga Kerja Immanuel Ebenezer (Instagram/@kemnaker)
Artikel Terkait
DPR Kena Skakmat! Viral Logika Pria Ini Pertanyakan Tunjangan Rp 50 Juta: Kenapa Dikali 26?
VIRAL Aksi Warga Pamekasan Pasang Spanduk “Selamat Datang di Desa Maling”
Relokasi Warga Gaza ke Pulau Galang Bagian Dari Skenario Israel?
Terkuak! Motif Pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih Diduga Terkait Kredit Fiktif Rp13 Miliar