POLHUKAM.ID - Posisi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjadi sorotan tajam di tengah evaluasi kinerja kabinet.
Otoritasnya sebagai pengendali utama perusahaan pelat merah dinilai semakin tergerus dengan munculnya entitas baru yang memegang kendali strategis.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, secara blak-blakan menyebut peran Erick Thohir kini ibarat "ada dan tiada".
Penyebabnya, fungsi kontrol BUMN yang vital kini tidak lagi terpusat di Kementerian BUMN, melainkan telah beralih ke sebuah entitas bernama Danantara.
Analisis ini diungkapkan Bhima dalam sebuah diskusi di Podcast Forum Keadilan TV, yang menyoroti pergeseran peta kekuasaan dalam pengelolaan aset negara.
Menurutnya, perubahan struktur ini secara signifikan mengurangi bobot strategis jabatan yang dipegang Erick Thohir.
"Fungsi kontrol BUMN kini berada di tangan Danantara, sehingga keberadaannya [Erick Thohir] jadi 'ada dan tiada'," kata Bhima dikutip pada Sabtu (23/8/2025).
Pergeseran Otoritas ke Danantara
Kehadiran Danantara sebagai super holding atau induk strategis bagi BUMN mengubah lanskap manajemen perusahaan negara secara fundamental.
Jika sebelumnya Kementerian BUMN menjadi pusat komando, kini Danantara mengambil alih fungsi krusial tersebut.
Hal ini membuat posisi Menteri BUMN yang dipimpin Erick Thohir lebih bersifat administratif ketimbang pengambil keputusan akhir.
Artikel Terkait
Mensesneg Buka Suara Soal Rapat Malam Prabowo: Hasilnya Dinilai Belum Optimal
Prabowo Terbang ke Mesir Malam Ini, Hadiri KTT Darurat untuk Perdamaian Gaza
Masa Kecil Jokowi di Kampung Palu Arit: Fakta Mengejutkan yang Diungkap Warga Solo
Keluarga Dina Oktaviani: Heryanto Rencanakan Pembunuhan dan Pelecehan, Harus Dihukum Mati!