Pakar HTN Zainal Arifin Mochtar Didemo Kelompok Misterius Usai Orasi di Bundaran UGM, Jabatan Dosen Diancam: Siapa Mereka?

- Kamis, 04 September 2025 | 16:50 WIB
Pakar HTN Zainal Arifin Mochtar Didemo Kelompok Misterius Usai Orasi di Bundaran UGM, Jabatan Dosen Diancam: Siapa Mereka?


Hanya saja, di belakang para pendemo terlihat plang penunjuk jalan "Ancol Tanjung Priok".


👇👇


Dosen @zainalamochtar ikut orasi di bundaran UGM, 1 September kemarin.

Hari ini dia didemo orang-orang yang malu nunjukin mukanya.

Siap-siap @BivitriS dan @feriamsari. pic.twitter.com/1hwBsVeLV4


Isi Orasi Zainal Arifin 1 September 2025


Dalam orasinya, Zainal Arifin Mochtar, yang akrab disapa Uceng, menyoroti dua lapis persoalan yang dihadapi bangsa, yakni gejala dan sumber masalah.


Menurutnya, gejala yang tampak di permukaan adalah buruknya kinerja aparat, lemahnya reformasi birokrasi, hingga kekerasan yang terjadi.


"Kalau yang gejala-gejala ini kan seperti polisi tidak becus, yang begitu-begitu kan. Artinya reformasi kepolisian. Aparat harus dibuat lebih netral, lebih baik," tegas Uceng di Bundaran UGM.


Namun, ia menggarisbawahi bahwa akar masalahnya jauh lebih dalam.


"Persoalan ini kan sumber dasarnya menurut saya adalah legitimasi pemerintahan yang lemah. Karena pemilu yang buruk, pemilu yang berengsek itu melahirkan pemerintahan yang abal-abal," lanjutnya.


Pernyataan tajam itu menggarisbawahi bahwa perbaikan fundamental harus dimulai dari puncak legitimasi kekuasaan, termasuk presiden dan DPR.


Di tengah dinamika sosial politik yang semakin kompleks, pesan utama dari aksi di Yogyakarta ini sangat jelas, yaitu tekanan publik harus terus dijaga agar agenda perbaikan tidak layu sebelum berkembang.


Uceng menekankan pentingnya peran aktif masyarakat sipil untuk mendorong perubahan yang substantif.


"Kalau kita mundur, kita enggak bergerak, ya esensi ini tidak akan berlanjut. Padahal esensi ini adalah momentum untuk melanjutkan perbaikan," pungkasnya.


Itu adalah panggilan bagi kaum muda dan seluruh elemen masyarakat untuk tidak apatis dan terus mengawal jalannya pemerintahan agar tidak melenceng dari cita-cita reformasi.


Sumber: Suara

Halaman:

Komentar

Terpopuler