Utang Kereta Cepat Whoosh ke China Dinilai Bom Waktu, Purbaya: APBN Tak Bisa Dipakai Bayar!

- Jumat, 10 Oktober 2025 | 19:35 WIB
Utang Kereta Cepat Whoosh ke China Dinilai Bom Waktu, Purbaya: APBN Tak Bisa Dipakai Bayar!

Utang Kereta Cepat Whoosh: Bom Waktu Keuangan yang Bukan Tanggungan APBN?

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh menghadapi tantangan keuangan serius. Utang proyek yang membengkak ke China dideskripsikan sebagai bom waktu yang berpotensi memicu masalah besar.

Pembengkakan Biaya dan Tambahan Utang

Kereta cepat yang beroperasi sejak 2 Oktober 2023 ini mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) mencapai 1,2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 19,54 triliun. Untuk menutupi sebagian biaya ini, proyek menambah pinjaman dari China Development Bank (CDB) senilai 230,99 juta dolar AS dan 1,54 miliar renminbi, dengan total sekitar Rp 6,98 triliun.

Penolakan Bantuan dari APBN

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dengan tegas menolak jika pembayaran utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurutnya, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) berada di bawah naungan Danantara yang memiliki manajemen dan dividen sendiri.

Purbaya menegaskan bahwa Danantara mengantongi dividen sekitar Rp 80 triliun dalam setahun, sehingga seharusnya mampu mengatasi masalah ini tanpa pembiayaan dari pemerintah. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto, yang menegaskan bahwa utang ini bersifat business to business dan bukan utang pemerintah.

Halaman:

Komentar

Terpopuler