Struktur Kepemilikan dan Beban KAI
PT KCIC adalah perusahaan patungan antara konsorsium Indonesia, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dengan saham 60%, dan konsorsium China, Beijing Yawan HSR Co. Ltd, dengan saham 40%. Komposisi pemegang saham PSBI didominasi oleh BUMN seperti PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Wijaya Karya, PT Jasa Marga, dan PT Perkebunan Nusantara I.
Total utang proyek yang ditanggung melalui KCIC mencapai Rp 116 triliun, yang menjadi beban berat terutama bagi PT KAI. Kinerja keuangan KAI terdampak, dimana perseroan masih mencatatkan kerugian pada semester I-2025.
Peringatan dan Status Bom Waktu
Mantan Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo, telah lama mengkhawatirkan masalah ini. Ia menyatakan bahwa sejak membaca studi kelayakan, asumsi-asumsi yang ada sudah menunjukkan potensi masalah besar. Kekhawatiran serupa disampaikan oleh Direktur Utama KAI saat ini, Bobby Rasyidin, yang secara terbuka menyebut kereta cepat Whoosh sebagai "bom waktu" bagi perseroan. Langkah koordinasi dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anggara Nusantara (BPI Danantara) sedang disiapkan untuk membahas solusi utang proyek ini.
Sumber Artikel Asli: Polhukam.id
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur