Korupsi Kuota Haji: Pelecehan yang Lebih Nyata bagi Pesantren daripada Tayangan TV

- Sabtu, 18 Oktober 2025 | 06:50 WIB
Korupsi Kuota Haji: Pelecehan yang Lebih Nyata bagi Pesantren daripada Tayangan TV

Kontroversi Program Trans7 dan Kritik Pedas Zulhilmi Yahya Soal Pelecehan Pesantren

Pegiat media sosial, Zulhilmi Yahya, memberikan tanggapannya mengenai polemik dugaan pelecehan pesantren oleh salah satu program Trans7 yang memicu protes dari kalangan santri dan pesantren.

Zulhilmi menyoroti bahwa kesalahan Trans7 kemungkinan besar disebabkan oleh kualitas pengawasan (QC) yang buruk dan narasi voice over yang dianggap terlalu menyudutkan.

“Okelah kalau Trans7 dianggap melecehkan pesantren dan kiai. Mungkin karena QC yang buruk dan voice over yang terlalu pointing," ujar Zulhilmi dalam threads-nya pada 17 Oktober 2025. "Tapi, Trans7 sudah minta maaf dan sowan ke Lirboyo langsung,” tambahnya.

Korupsi Kuota Haji Disebut Lebih Melecehkan

Namun, Zulhilmi kemudian menarik perbandingan dengan kasus lain. Ia menegaskan bahwa dugaan korupsi kuota haji justru dinilainya sebagai bentuk pelecehan yang jauh lebih serius terhadap nilai-nilai pesantren dan ormas Islam.

“Tapi, korupsi kuota haji jauh lebih melecehkan pesantren, kiai dan ormas Islam," sesalnya.

Ia menuntut konsistensi dalam pertanggungjawaban. Jika Trans7 sudah meminta maaf dan bersowan, maka menurutnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga seharusnya melakukan hal serupa kepada 8.400 calon jamaah haji reguler yang batal berangkat.

"Batal gara-gara kuotanya dijual ke kuota haji khusus secara ilegal,” timpalnya.

Zulhilmi menegaskan bahwa praktik korupsi yang merugikan ribuan calon jamaah haji itu juga merupakan bentuk pelecehan terhadap lembaga-lembaga Islam.

Halaman:

Komentar