Masalah besar di Indonesia, kata Saiful, adalah soal toleransi.
"Dan saya yakin itu menjadi sumber bagi tidak mudahnya berkembangnya kebebasan dan demokrasi di negara kita,” ujarnya.
Ia melanjutkan, toleransi sangat dibutuhkan di masyarakat yang majemuk. Kemajuan suatu negara demokrasi, katanya, akan berbanding lurus dengan tingkat toleransinya.
Saiful menjelaskan, bahwa pada masyarakat yang majemuk, ada kebutuhan akan toleransi. Dalam banyak studi, keberhasilan demokrasi di suatu negara sangat terkait dengan tingkat toleransi yang berkembang.
“Kita berharap bahwa toleransi tumbuh di Indonesia dan itu akan menyumbang pada penguatan demokrasi di Indonesia,” pungkas guru besar ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 10-17 Mei 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah Berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1060 atau 87%. Sebanyak 1060 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,07% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).
Sumber: bekaci.suara.com
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur