“Dia berusaha keras mengkampanyekan paham khilafah yang sesat dan radikal demi kuasai NKRI,” kata Husin Shihab.
Husin Shihab mengatakan, UAS adalah salah satu tokoh yang dihormati kelompok - kelompok radikal macam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Namun saat kelompok ini dilarang Pemerintah Indonesia, UAS langsung berkamuflase dengan mengaku dirinya adalah warga Nahdatul Ulama (NU).
Tak hanya itu, kata dia, UAS juga mencari legitimasi dari warga Madura dengan cara berkeliling pondok pesantren dan didukung oleh mantan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI).
“Ketika dilarang oleh negara menjelma jadi NU dan mencari legitimasi dari warga Madura dengan tabliq keliling ke ponpes-ponpes di Madura dan didukung oleh eks HTI dan FPI,” bebernya.
Sebagaimana diketahui, UAS kerap kali dihubungkan dengan gerakan radikal karena isi ceramahnya yang kontroversial. Tidak hanya didalam negeri, cap sebagai pemuka agama radikal dan tukang pecah belah juga diberikan sejumlah negara kepada UAS. Imbasnya penceramah ini dilarang masuk ke berbagai negara, sebagaimana yang dilakukan Pemerintah Singapura baru-baru ini.
Sumber: populis.id
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur