“Perang” cuitan di twitter antara Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin dengan Eks Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu memanas.
Keduanya diketahui saling melontarkan sindiran pedas hingga dianggap mulai menyerang ke hal yang tidak substantif.
Diketahui saling sindir diawali dari kritikan Didu soal penanganan kejadian Ustaz Abdul Somad oleh pemerintah Indonesia. Ngabali pun bereaksi keras dengan membuat cuitan yang mempertanyakan apa bedanya isi kepala Didu dengan isi Septic Tank.
“Apa perbedaan isi kepala said didu dan isi septic tank?.#BelumSiumanBro,” cuit Ngabalin dikutip dari akun twitter pribadinya, dikutip Selasa (24/5/22).
Apa perbedaan isi kepala said didu dan isi septic tank?.#BelumSiumanBro pic.twitter.com/HHrs5qhOnr
Said Didu pun sempat memebalas dengan mengeluarkan cuitan yang menarasikan "penjilat".
Hahaha.Kemana lagi engkau akan menjilat selanjutnya ?Teruslah loncat dari penguasa satu ke penguasa lain sambil memaki orang yg berseberangan dg orang yg engkau sedang jilat.Publik sangat paham "keahian" anda yaitu MEMAKI lawan dan MENJILAT pujaan.Silakan lanjootttt. https://t.co/TGmPzCsJHq
Mengenai saling sindir antara Ngabalin dan Said Didu, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun angkat suara. Refly menyinggung dirinya pernah juga terlibat hal serupa dengan Ngabalin.
Baca Juga: Jokowi Bilang “Ojo Kesusu”, Dugaan Rocky Gerung Nggak Main-main Kali Ini Singgung Mencalonkan Diri
Sebagaimana diketahui, Refly Harun pun beberapa kali jadi sasaran cuitan Ngabalin dengan bahasa yang dia pakai yakni “surat cinta”, karena menyinggung atau melontarkan kritik soal pemerintahan.
“Rupanya mereka saling melontarkan surat cinta, dan saya pun sering dikasih surat cinta dari Ngabalin,” ujar Refly lewat kanal Youtubenya, dikutip (24/5/22).
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur